Operasi Patuh Lalulintas 2017 Utamakan Tindakan Represif

id Polda

Operasi Patuh Lalulintas 2017 Utamakan Tindakan Represif

Ilustrasi - Aparat Polisi Lalulintas menulis Surat Tilang kepada siswa yang melanggar aturan berlalulintas (antaranews)

AKBP Hari Suprapto: Operasi ini juga untuk cipta kondisi menyambut Idul Fitri 2017
Palu (Antarasulteng.com) - Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi mengingatkan seluruh masyarakat bahwa Operasi Patuh Tinombala 2017 yang akan digelar mulai Selasa (9/5), akan mengedepankan tindakan represif atau penegakkan hukum kepada para pelanggaran aturan berlalulintas.

"Saya himbau seluruh warga yang mengemudikan kendaraan agar mematuhi semua ketentuan berlalulintas supaya aman dan selamat di jalan raya," ujar Kapolda setelah memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Patuh Tinombala 2017 di Mapolda Sulteng di Palu, Senin.

Direktorat Lalulintas Polda Sulawesi Tengah dalam 14 hari ke depan akan menggelar opeasi ini di seluruh polres yakni 09-22 Mei 2017. Semua Polres juga menggelar apel gelar pasukan seperti ini di dareahnya masing-masing.

Apel gelar pasukan di Polda Sulteng itu dihadiri perwakilan dari PT.Jasa Marga, Jasa Raharja, POM TNI, Kanwil Perhubungan Sulteng dan pejabat utama di lingkungan Polda Sulawesi Tengah.

Kapolda mengatakan, meski mengutamakan penegakkan hukum berupa penilangan yang terukur bagi para pelanggar lalu lintas, petugas kepolisian juga tidak mengesampingkan kegiatan preemtif dan preventif serta dengan tindakan kepolisian yang humanis yang mengedepankan senyum, sapa, dan salam (3S).

Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto mengemukakan operasi patuh lalulintas seperti ini rutin digelar setiap kali menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Selain sebagai upaya cipta kondisi yang baik meyambut Ramadhan dan Idul Fitri, operasi ini juga diharapkan mampu meningkatkan disiplin masyarakat dalam berlalulintas serta mengurangi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.

Menurut data Ditlantas Polda Sulteng, jumlah kecelakaan lalu lintas pada Operasi Patuh 2016 mencapai 2.542 kejadian, naik sekitar lima persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015 yakni 2.410 kejadian.

Jumlah korban meninggal dunia dalam operasi 2016 sebanyak 412 orang, turun 18 persen dibanding 2015 sebanyak 488 orang sedangkan korban luka berat naik dari 688 orang menjadi 724 orang pada 2016.

Sementara itu jumlah pelanggaran lalu lintas pada Operasi Patuh 2016 sejumlah 750.107 pelanggaran, meningkat 18 persen dari tahun 2015, dengan jumlah tilang sebanyak 62.161 lembar dan teguran sejumlah 12.034 teguran.

Penyebab kecelakaan lalu lintas utamanya ialah karena para pengguna jalan melakukan pelanggaran seperti melawan arus, tidak memakai helem saat mengendarai sepeda motor, menerobos lampu merah, serta mengemudikan kendaraan dengan kecepatan tinggi.