OJK Tutup Lima Jaringan Kantor Bank Sulsel

id OJK, IJK

OJK Tutup Lima Jaringan Kantor Bank Sulsel

Ilustrasi - Pegawai Otoritas Jasa Keuangan bekerja di ruang Pusat Pelayanan Konsumen Keuangan Terintegrasi OJK (ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)

"Pada 2016 itu ada 15 jaringan bank yang buka. Untuk tahun ini atau empat bulan terakhir, kita sudah menutup lima jaringan bank yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Sulsel," jelasnya.
Makassar (antarasulteng.com)- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua) menutup lima jaringan kantor bank umum yang ada di Sulawesi Selatan pada tahun ini.

Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Bambang Kiswono di Makassar, Senin, mengatakan penutupan itu merupakan permintaan langsung dari pihak bank yang bersangkutan dengan alasan efisiensi biaya operasional dan perubahan model bisnis dari bank tersebut.

"Pada 2016 itu ada 15 jaringan bank yang buka. Untuk tahun ini atau empat bulan terakhir, kita sudah menutup lima jaringan bank yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Sulsel," jelasnya.

Ia menjelaskan, jaringan kantor bank secara keseluruhan memang bergerak stagnan atau bergerak naik-turun. Dan kondisi itu sebenarnya memang dikarenakan beberapa alasan seperti perubahan bisnis dan efisiensi biaya operasional.

Termasuk saat ini, kata dia, pihak perbankan menggencarkan pembukaan layanan tanpa kantor atau yang disebut agen laku pandai. Dan untuk saat ini, agen seperti itu begitu efektif sehingga menjadi pilihan sejumlah perbankan.

Bahkan khusus Indonesia Timur, agen laku pandai begitu menjadi idola karena fokusnya menjangkau kepelosok-pelosok.

"Jadi saat ini perbankan memilih ke tanpa kantor dan itu indikator sekaitan dengan penutupan jaringan kantor di Sulsel,"ujarnya.

Sementara itu, Kepala bagian Kemitraan dan Pengembangan Keuangan Daerah OJK Regional 6, Andi Muhammad Yusuf menjelaskan jika jumlah penutupan jaringan kantor bank pada tahun ini diprediksi masih akan bertambah. Hal ini juga dikarenakan kebaradaan agen laku pandai yang memang tidak membutuhkan kantir namun justru bisa menembus ke daerah pelosok.

Dengan kondisi seperti itu, maka pihak perbankan tentunya akan lebih memilih merekrt agen laku pandai yang di Sulsel sendiri memang sudah tumbuh secara signifikan dalam setiap periode.

Keberadaan Agen Laku Pandai khususnya di Sulampua memang memberikan sebuah solusi. Sebab jika hanya menggunakan agen maka tentu dari hal biaya dan efisiensi juga tentu jauh lebih baik.

Termasuk jika harus membangun gedung baru di daerah tentu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Selain itu, juga masih dibutuhkan sejumlah pegawai dan teknisi IT karena untuk mengoperasikan atau melayani masyarakat.***