Belajar Siaga Bencana Lewat "Pesan Dari Samudera"

id film, PMI, bencana

  Belajar Siaga Bencana Lewat "Pesan Dari Samudera"

Indonesia adalah negeri rawan bencana. Melalui film ini, kami berusaha memberitahu kepada masyarakat pentingnya untuk melakukan upaya pengurangan risiko bencana," kata Sekretaris Jenderal PMI Budi A Adiputro di Jakarta.
Jakarta - Memberi pelajaran kepada masyarakat untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui film "Pesan Dari Samudera".

"Indonesia adalah negeri rawan bencana. Melalui film ini, kami berusaha memberitahu kepada masyarakat pentingnya untuk melakukan upaya pengurangan risiko bencana," kata Sekretaris Jenderal PMI Budi A Adiputro di Jakarta.

Film yang disutradarai Riri Riza tersebut didanai oleh "Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction" (AIFDR).

PMI didukung oleh Australian Red Cross (ARC) telah terlibat dalam berbagai kegiatan kesiapsiagaan bencana sejak tahun 2004. Salah satu kegiatan kesiapsiagaan bencana terkini adalah pembuatan Film TV dengan pesan kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan tsunami.

Film ini akan diproduksi oleh Miles Films dengan Mira Lesmana sebagai produser serta dibintangi oleh Lukman Sardi (berperan sebagai Sakti), Putri Ayudya (Nara), dan Bintang Panglima (Samudra).    

Film bercerita tentang pertemuan keluarga yang terpisah antara Kota Jakarta dan Kabupaten Sikka di NTT. Mereka terpisah akibat bencana gempa dan tsunami yang melanda wilayah tersebut.

Film TV berdurasi 86 menit itu rencananya akan ditayangkan secara nasional di Metro TV, dan ditampilkan tepat di peringatan ke-8 tahun tsunami Aceh pada 26 Desember 2012.

Diharapkan penayangan FTV Pesan dari Samudra akan menjangkau 11.500.000 penonton atau lima persen dari total populasi.

Dengan ditayangkannya FTV Pesan dari Samudra ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana secara tepat dan pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana.

Kejadian bencana pada film ini akan memberikan pengetahuan mengenai "Early Warning System" (EWS) yang diterapkan oleh masyarakat sebagai kearifan lokal, disamping apa yang bisa dilakukan pihak-pihak yang berwenang seperti pemerintah, PMI dan organisasi lainnya. (D016)