Gubernur Longki Djanggola temui korban gempa di Napu

id Pemprov

Gubernur Longki Djanggola temui korban gempa di Napu

Gubernur Sulteng Longki Djanggola (kanan) berbincang dengan seorang nenek, korban gempa bumi, di Posko Pelayanan Kesehatan Desa Wuasa, Kecamatan Lore Utara, Kamis (1/6). (Antarasulteng.com/Humas Pemprov)

Longki: pemerintah akan hadir membantu masyarakat yang terkena dampak gempa.
Poso (Antarasulteng.com) - Gubernur Sulawesi Tengah Drs H Longki Djanggola, MSi, Kamis siang, menemui para korban gempa bumi di dataran Napu, khususnya yang tinggal Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, yang hingga kini masih bertahan di tenda-tenda karena takut gempa susulan.

Gubernur yang antara lain didampingi Ketua DPRD Sulteng Aminuddin Ponulele yang sedang melaksanakan safari ramadhan itu juga melihat kegiatan aparat pemerintah, TNI dan Polri dalam menangani para korban pascagempa yang melanda wilayah Poso pada Senin (29/5) malam.

Gubernur yang didampingi Bupati Poso Damrin A Sigilipu bertatap muka dengan para warga yang masih tinggal di dalam tenda di Desa Alitupu, Kecamatan Lore Utara, dan memberikan dukungan moril kepada mereka agar tetap tabah dalam menjalani cobaan ini.

Ia juga menjamin bahwa pemerintah akan hadir untuk membantu warga meringankan beban dan kebutuhan fisik mereka, baik berupa bahan makanan, pakaian, dan pelayanan kesehatan serta pemulihan rasa trauma.

"Seluruh masyarakat saya minta tenang dan tidak terpancing dengan isu-isu seperti adanya danau yang jebol atau meluap airnya karena gempa kemarin itu. Ikuti arahan BMKG dan BPBD serta pemerintah setempat. Yang rumahnya terbuat dari papan, saya pikir bisa segera kembali ke rumahnya, sementara yang rumah permanen dilihat saja keamanannya," ujar Longki.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Palu Petrus Demo Sili juga meminta masyarakat tetap tenang namun waspada.

Gempa bumi berkekuatan 6,6 SR yang melanda wilayah Poso pada Senin (29/5) sekitar pukul 22.35 Wita itu diakibatkan oleh pergerakan sesar lokal yang dikenal sebagai Palolo Grabben.

"Ini adalah hal yang alamiah. Begitu pun dengan gempa susulannya. Saya kira sekarang masyarakat sudah bisa kembali ke rumah masing-masing," katanya.

Terkait pemenuhan bahan makanan, obat-obatan dan pakaian dan uang tunai, gubernur mengatakan bahwa sampai saat ini sejumlah bantuan dari pemerintah dan pihak lainnya masih tetap mengalir ke pos komando.

Dalam kunjungan tersebut, gubernur dan rombongan melihat dari dekat asset-aset masyarakat dan pemerintah yang rusak seperti bangunan sekolah dasar, gereja dan rumah penduduk.

Gubernur juga mengunjungi posko kesehatan dan berbincang-bincang dengan warga setempat serta memberikan apresiasi kepada aparat dari berbagai instansi pemerintah dan BUMN yang sigap memberikan pelayanan sejak masa tanggap darurat digelar pada Selasa (30/5) dan akan berakhir 5 Juni mendatang.

Data BNPB mencatat hingga Kamis (1/6), korban gempa di Poso tersebut meliputi 4 orang luka berat dan 21 orang luka ringan, namun tidak ada korban meninggal dunia.

Sebanyak 348 bangunan mengalami kerusakan yang antara lain 168 rumah rusak berat, 143 rumah rusak ringan, 1 gereja rusak berat, 5 gereja rusak ringan, 11 sekolah rusak berat, 2 sekolah rusak ringan, 2 masjid rusak ringan, dan 6 perkantoran rusak ringan.

Sebanyak 328 KK mengungsi karena rumahnya rusak dan takut adanya gempa susulan, dimana laporan BMKG mencatat sudah 200 kali terjadi gempa susulan hingga Kamis.

Masyarakat mengungsi di sekitar lingkungan rumahnya dengan mendirikan tenda, terpal dan memanfaatkan sisa bangunan yang masih berdiri.

Daerah yang banyak mengami kerusakan meliputi tujuh7 kecamatan di Kabupaten Poso yaitu Kecamatan Lore Utara, Poso Pesisir, Poso Pesisir Utara, Lore Peore, Poso Kota, Poso Kota Utara, dan Kecamatan Lage.

Daerah yang paling parah terdampak bencana ini adalah Kecamatan Lore Utara meliputi Desa Sidoa, Alitupu, Wuasa, Watumaeta, Kaduwa`a, dan Dodolo.