Warga Napu Mulai Terserang Penyakit Pascagempa

id gempa

Warga Napu Mulai Terserang Penyakit Pascagempa

Sejumlah korban gempa di Kecamatan Gumbasa, Kab. Sigi, menginap di tenda-tenda darurat, sabtu malam karena Pemkab belum membangun Posko pengungsian. (ANTARA/Basri)

Palu,  (antarasulteng.com) - Warga di wilayah Napu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu mulai terserang berbagai jenis penyakit pascagempa bumi yang terjadi 29 Mei 2017.

Di lokasi gempa Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, banyak warga yang berobat di posko kesehatan yang disediakan Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan BPBD Kabupaten Poso.

Kebanyakan warga menderita penyakit diare dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Saban hari, petugas posko kesehatan sibuk melayani warga yang datang berobat.

Kepala Posko Kesehatan Wuasa, Ibu Kota Kecamatan Lore Utara, Obet Abut di lokasi posko kesehatan di Desa Sedoa mengatakan hingga saat ini, khusus posko kesehatan di Sedoa, salah satu dari sejumlah desa di Kecamatan Lore Utara yang cukup parah dilanda gempa bumi tersebut tercatat ada sekitar 300 warga setempat yang menderita diare dan ISPA.

Rata-rata warga yang sakit dan setelah diberi obat, langsung kembali ke rumah.

"Kecuali ada satu orang yang masih menjalani perawatan intensif di posko kesehatan karena menderita diare cukup serius," kata Obet.

Satu gedung SD dan SMP negeri satu atap di Desa Sedoa rusak total sehingga siswa mengikuti ujian di tenda yang dibangun oleh BPBD.

Dua gereja dan ratusan rumah warga mengalami rusak ringan sampai berat sehingga warga memilih sementara untuk tinggal di tenda-tenda darurat.

Warga di Desa Sedoa masih diliputi rasa takut karena gempa susulan masih terus berlangsung, meski getarannya lemah.

BMKG mengghimbau warga untuk tidak panik dan takut, karena gempa susulan yang masih terjadi terus menurun kekuatannya.

"Tidak akan ada gempa susulan yang lebih keras dari gempa pertama," kata Petrus Demon Sili, Kepala BMKG Sulteng. (skd)