BPBD: Pemkab Sigi Masih Data Kerugian Akibat Banjir

id banjir

BPBD: Pemkab Sigi Masih Data Kerugian Akibat Banjir

Banjir Bandang Hantam Palolo Sebuah mesjid tetap kokoh setelah dihantam banjir bandang yang membawa material kayu-kayu besar di Desa Sintuvu, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulteng, Selasa (17/5). Dalam peristiwa ini, seorang tewas, tujuh rumah hanyut, 2 km jalan tertutup, sebuah mobil dan belasa

Sigi, Sulteng,  (antarasulteng.com) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi, Resmin Rasse mengatakan Pemkab Sigi saat ini masih mendata sekaligus menghitung nilai kerugian akibat bencana alam banjir dan longsor di daerah itu.

"Hingga kini belum diketahui berapa kerugian yang diderita pemerintah maupun masyarakat akibat bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi," katanya di Desa Bora, Kamis.

Ia mengatakan pada 3 Juni 2017 banjir melanda Desa Sambo, Kecamatan Dolo Selatan mengakibatkan 23 rumah warga dan dua gilingan padi terendam.

Saat kejadian Bupati Sigi bersama dinas terkait langsung meninjau lokasi dan memerintahkan kepada BPBD mendirikan posko induk untuk membantu para korban banjir.

Selain di Kecamatan Dolo Selatan,banjir juga melanda Desa Pandere, Omu di Kecamatan Gumbasa yang juga merendam permukiman warga dan air meluap sampai ke badan jalan Palu-Kulawi.

Juga terjadi tanah longsor di jalur Tongoa-Leban Tongoa yang mengakibatkan akses transportasi darat dari dan ke wilayah itu terputus.

Namun, kata dia, saat ini jalur tersebut sudah bisa dilewati kendaraan mobil yang sebelumnya tidak bisa.

Pemkab Sigi, kata Resmin telah menyalurkan berbagai bantuan untuk meringankan korban antara lain bahan makanan, tenda dan peralatan lainnya.

Di Sigi, kata dia, ada 10 wilayah yang selama ini rawan bencana alam banjir dan longsor.

Wilayah itu terdiri Kecamatan Kulawi, Lindu, Gumbasa, Tanambulva, Dolo Selatan,Dolo dan Kecamatan Palolo.

Karena itu, masyarakat yang berada di daerah rawan bencana alam tersebut tetap waspada karena sewaktu-waktu bencana bisa terjadi saat musim hujan tiba seperti yang terjadi di beberapa desa di Kabupaten Sigi.

Kabupaten Sigi berbatasan langsung di Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng. Hampir seluruh hasil pertanian, perkebunan dan perikanan dijual di Palu. (skd)