Jurnalis Harap Astra Agro Terbuka Soal Informasi

id ASTRA

Jurnalis Harap Astra Agro Terbuka Soal Informasi

Foto bersama Jurnalis di Sulawesi Tengah dengan manajemen dan perwakilan anak perusahaan Astra Agro Lestari (AAL) di Kota Palu, jumat (9/6) malam. (www.antarasulteng.com/Istimewa)

Selama ini media massa di Sulteng sangat jarang memberitakan tentang perkembangan sawit di daerah, karena kurangnya akses dalam mendapatkan informasi
Palu, (antarasulteng.com) - Komunitas Jurnalis di Provinsi Sulawesi Tengah mengharapkan Astra Agro Lestari (AAL) Group bisa lebih terbuka dalam memberikan informasi yang penting diketahui publik mengenai perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit itu.

Hal itu disampaikan perwakilan jurnalis dalam acara buka puasa bersama dengan manajemen AAL bersama puluhan jurnalis di Kota Palu, Jumat malam, dan dipandu oleh Public Relations AAL Area Celebes Mochamad Husni.

Sementara manajemen perusahaan yang hadir bersama anak perusahaan di antaranya Head of Corporate Communication AAL Taufan Mahdi, Community Development Area Manager (CDAM) Celebes 2 Triyanto, Administratur (ADM) PT Cipta Agro Nusantara (CAN) Railin Ginting, ADM PT Sawit Jaya Abadi (SJA) Unaris, Community Development Officer (CDO) PT SJA Offier Paath, CDO PT Agro Nusa Abadi (ANA) Dodi, CDO PT Mamuang Teguh dan CDO PT CAN Yaristan.

"Selama ini media massa di Sulteng sangat jarang memberitakan tentang perkembangan sawit di daerah, karena kurangnya akses dalam mendapatkan informasi," ungkap Pimpinan Redaksi Harian Mercusuar Palu, Tasman Banto.

Dengan adanya kegiatan ini, Tasman berharap pihak manajeman AAL lebih membuka akses informasi sehingga nantinya pemberitaan media bisa lebih berimbang dan lebih luas lagi.

Kepala Biro LKBN Antara Sulawesi Tengah Rolex Malaha mengapresiasi komitmen AAL untuk lebih terbuka dengan jurnalis di Sulteng untuk memperluas wawasan para awak media itu.

"Berbicata tentang sawit, sebagian kawan-kawan jurnalis harus diakui masih kurang paham tentang isu-isu seputar sawit, padahal industri sawit merupakan penopang ekonomi Indonesia yang beberapa waktu terakhir dikampayekan negatif oleh dunia internasional," tuturnya.

Lebih lanjut, kata dia, di Sulteng, perkebunan sawit berada di kabupaten, sementara pusat media massa berada di Kota Palu sebagai ibu kota provinsi.

Sehinga kedepan diharapkan perusahaan dapat membuka akses kepada jurnalis untuk lebih mengenal lebih detail tentang komoditi tersebut, antara lain lewat pelatihan-pelatihan.

"Karena bagaimana pun, Kota Palu, yang menjadio pusat media-media arus utama di daerah ini, sekali bergerak bisa memberikan pengaruh yang luar biasa dalam membentuk opini publik," ujarnya.

Dia tidak menafikan jika perusahaan juga memiliki program dan kegiatan positif, tetapi informasi itu agak sulit diakses dalam bentuk pemberitaan, walaupun perusahaan telah membangun komunikasi dengan jurnalis yang berada di sekitar areal perkebunan.

Hal senada juga disampaikan Ketua Ikatan Jurnailis Televisi Indonesia (IJTI) Sulteng, Patarudin bahwa tantangan bagi mereka sebagai jurnalis televisi bagaimana bisa mendapatkan akses pengambilan gambar untuk pemberitaan.

"Mungkin ke depan hubungan silaturahim seperti ini tetap dijaga, bukan hanya berhubungan dengan pemberitaan saja," tutup wartawan Indosiar tersebut.

Terkait hal itu, CDAM Celebes 2 atau area Sulawesi Tengah, Triyanto sangat mengapresiasi kesan dan pesan para jurnalis dan berjanji akan membuka ruang informasi kepada jurnalis khususnya di Sulteng.

Triyanto juga menjelaskan bahwa AAL juga memiliki banyak kegiatan positif dalam pemberdayaan masyarakat di sekitar kebun, yang tidak hanya usaha inti dalam perkebunan kelapa sawit.

"Kami memiliki CSR di bidang pendidikan dalam bentuk pemberian beasiswa, agar para generasi bangsa ini bisa berprestasi," ungkapnya.

Selain itu, pelatihan dan peningkatan kapasitas guru juga dilakukan secara berkelanjutan. Di bidang kesehatan dengan pemberian makanan tambahan, Posyandu dan sunatan massal secara gratis.

Kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan terus ditingkatan serta pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi dengan memberikan tenaga penyuluh kepada masyarakat petani sawit di sekitar perusahaan.

"Harapannya agar masyarakat bisa mandiri, sehingga keberadaan perusahaan bisa bermanfaat kepada masyarakat dan lingkungan," tutup Triyanto. (FZI)