Korban Banjir Di Tolitoli Banyak Terserang Diare

id diare

Korban Banjir Di Tolitoli Banyak Terserang Diare

salah satu sekolah di Tolitoli yang terendam banjir lumpur pada Selasa (13/6) 2017. Foto Antara/Anas Masa

"Tidak ada masalah soal stok bahan makanan. Masalah terbesar sekarang ini adalah kekurangan air bersih," kata dia.
Palu, (antarasulteng.com) - Anggota Legislator Provinsi Sulawesi Tengah dari Fraksi PDI Perjuangan, Matindas J Rumambi mengatakan banyak korban bencana banjir bandang di Tolitoli yang terserang berbagai penyakit pascabencana seperti diare dan gangguan saluran pernafasan serta batuk.

"Sekarang ini yang perlu mendapat perhatian pemerintah Kabupaten Tolitoli selain sarana air bersih, juga penyakit pasca bencana alam banjir dan tanah longsor," katanya via telepon dari Tolitoli, Kamis.

Sekretaris PDI Perjuangan Provinsi Sulteng itu selama beberapa hari melakukan kunjungan ke sejumlah wilayah di Kabupaten Tolitoli yang dilanda bencana banjir bandang untuk kedua kalinya pada Selasa (13/6).

Akibat banjir bandang kedua kali menghajar tujuh kecamatan di Kabupaten Tolitoli tersebut sebanyak 914 jiwa terpaksa mengungsi kembali setelah sebelumnya mereka sudah kembali pasca banjir bandang pertama.

"Tidak ada jalan lain, kecuali harus mengungsi lagi, karena rumah terendam banjir," kata dia.

Saat ini, para korban yang menderita berbagai penyakit pasca banjir dan longsor di daerah itu, kini berobat di rumah sakit umum daerah (RSUD), Puskesmas, Pustu dan juga posko kesehatan yang disiapkan Pemkab Tolitoli melalui dinas terkait dan teknis setempat.

Pelaku Kekerasan Wartawan di Palu Minta Maaf


Menjawab pertanyaan, Matindas anggota DPRD Sulteng dari daerah pemilihan (dapil) Kota Palu itu mengatakan soal logistik bahan makanan dan obat-obatan cukup memadai.

"Tidak ada masalah soal stok bahan makanan. Masalah terbesar sekarang ini adalah kekurangan air bersih," kata dia.

Hingga kini suplai air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tolitoli ke sejumlah permukiman warga yang diterjang banjir bandang belum bisa dilakukan pihak perusahaan karena hampir seluruh jaringan pipa air bersih rusak diporandak-porandakan bencana alam tersebut.

Masyarakat di daerah itu kini hanya berharap mendapatkan pasokan air bersih atau air mineral dari bantuan berbagai pihak yang hingga sekarang ini masih terus mengalir.(BK03)