Moskow/Washington (antarasulteng.com) - Presiden Rusia Vladmir Putin memerintahkan Amerika Serikat menarik staf diplomatiknya di Rusia sebanyak 755 orang, sebagai tanggapan atas sanksi baru AS terhadap Moskow.
Sebagaimana dikutip BBC.com, jumlah tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah pengusiran diplomat di negara manapun dalam sejarah modern, lapor Reuters.
Moskow juga mengatakan akan merebut dua aset properti diplomatik AS, setelah Dewan Perwakilan Rakyat AS dan Senat menyetujui sanksi baru terhadap Rusia.
Gedung Putih mengatakan pada Jumat bahwa Presiden AS Donald Trump akan menandatangani rancangan undang-undang tentang sanksi tersebut.
Pada wawancaranya bersama Vesti TV yang disiarkan Minggu, Putin mengatakan bahwa dia memerintahkan staf diplomatik AS untuk angkat kaki dari Rusia sebelum 1 September.
"Lebih dari seribu pekerja, termasuk para diplomat dan staf pembantu, telah bekerja dan masih bekerja di kedutaan maupun konsulat AS di Rusia, 755 orang harus menghentikan aktivitas mereka di Rusia," ujar Putin.
Sanksi AS terbaru merupakan sebagian dari tanggapan atas laporan badan inteljen AS bahwa Rusia mencampuri urusan Pemilu AS dan untuk menghukum Rusia atas pengambilan paksa tanah Krimea dan Ukrania tahun 2014.
Respons Rusia tersebut menunjukkan bahwa Rusia telah mengesampingkan harapan cita-cita dalam menjalin hubungan baik dengan Washington di bawah kepemimpinan Trump.
Investigasi penegakan hukum federal dan kongres AS memperlihatkan kemungkinan kampanye Trump tentang berkolusi dengan Rusia menjadi lebih sulit. Rusia membantah tuduhan soal ikut campur dalam Pemilu AS dan Trump mengatakan tidak ada kolusi.
Pada Jumat, Moskow mengatakan AS harus mengurangi jumlah staf diplomatiknya sebanyak 455 orang sampai 1 September, menyamakan jumlah tersebut dengan jumlah staf diplomatik Rusia yang angkat kaki dari AS setelah Washington mengusir 35 warga Rusia pada Desember.
Seorang pejabat di Kedubes AS yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan kedutaan telah memperkerjakan 1.100 staf diplomatik dan staf pembantu di Rusia, termasuk warga negara Rusia dan warga negara AS.(skd)
Berita Terkait
600 rumah di Rusia terendam banjir, 14.000 orang dievakuasi
Kamis, 18 April 2024 9:45 Wib
Putin tegaskan penyerangan aula konser Moskow tindakan intimidasi
Selasa, 26 Maret 2024 9:32 Wib
Erdogan ucapkan selamat atas kemenangan kembali Putin dalam pemilu
Selasa, 19 Maret 2024 8:48 Wib
Macron akan ajukan gencatan senjata di Ukraina selama Olimpiade Paris
Minggu, 17 Maret 2024 13:42 Wib
Putin: Imbas kemungkinan campur tangan NATO di Ukraina akan tragis
Jumat, 1 Maret 2024 7:53 Wib
Rusia undang pengamat dari Indonesia untuk pemilu presiden
Rabu, 21 Februari 2024 15:24 Wib
Uni Eropa perlu capai otonomi pertahanan agar tak tergantung NATO
Senin, 12 Februari 2024 14:39 Wib
Rusia-China pecahkan rekor perdagangan sebesar Rp3,56 kuadriliun
Jumat, 9 Februari 2024 18:52 Wib