Ratusan Mahasiswa Untad Diberi Pelatihan Deradikalisasi

id untad

Ratusan Mahasiswa Untad Diberi Pelatihan Deradikalisasi

Suasana pelatihan Deradikalisasi oleh Puspang Depsa di salah satu hotel di Kota Palu, Sabtu (5/8). (www.antarasulteng.com/Fauzi)

Peserta yang mengikuti kegiatan ini sekitar 200 mahasiswa yang direkrut dari fakultas berdasarkan rekomendasi jurusan dan program studi
Palu,  (antarasulteng.com) - Ratusan mahasiswa dari 13 fakultas di Universitas Tadulako (Untad) Palu diberikan pelatihan deradikalisasi oleh Pusat Pengembangan Deradikalisasi dan Pengembangan Sosio-Akademik atau disebut (Puspang DePSA).

Pelatihan yang digelar di salah satu hotel di Kota palu itu dimulai Sabtu (5/8) hingga Minggu (6/8), merupakan angkatan pertama dari tiga angkatan hingga akhir tahun 2017.

"Peserta yang mengikuti kegiatan ini sekitar 200 mahasiswa yang direkrut dari fakultas berdasarkan rekomendasi jurusan dan program studi," kata Rektor Untad Palu, Prof Muhammad Basir.

Rektor menjelaskan saat peringatan hari lahirnya Pancasila, 1 Juni 2017 lalu, sebanyak 63 perguruan tinggi baik negeri dan swasta yang telah menandatngi nota kesepahaman dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait program deradikalisasi ditingkatan mahasiswa.

"Khusus di Sulawesi ada tiga perguruan tinggi yakni Universitas Tadulako, Universitas Hasanuddin dan Univesritas Haluleo," kata Rektor.

Baca Juga: Pengurus Lembaga Kemahasiswaan Wajib Punya Sertifikat Puspang Depsa

Pasca penandatangan nota kesepaham itu, sejumlah wilayah telah telah melakukan deklarasi anti radikalisme. Tetapi khusus di Sulawesi Tengah yakni Untad Palu, tidak lagi melakukan deklarasi, tetapi langsung melaksanakan aksi nyata.

"Ini merupakan bentuk yang inspiratif dan bukan deklaratif, dan ini sementara ditelaah untuk bisa menjadi model di Indonesia," ujar dia.

Menurut Rektor, yang seharusnya mendapatkan penguatan deradikalisasi adalah mahasiswa dan lembaga kemahasiswaan dalam bentuk penguatan dimensi akademik. Hal itu dimulai dari mereka yang nantinya akan menjadi calon-calon pemimpin di lembaga kemahasiswaan tersebut.

Ketua Umum sekaligus pelaksana harian Pusbang DePSA, Dr Rahmat Bakri mengatakan kegiatan tersebut merupakan implementasi dari pengukuhan lembaganya sekitar satu bulan lalu.

Sebagai lembaga yang dibentuk khusus pengembangan program deradikalisasi kata Rahmat, pihaknya telah melakukan langkah-langkah konsolidasi, dimulai dari mengirimkan profil lembaga ke Sekertariat Nagera yang ditembuskan ke Presiden Joko Widodo, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kapolri, Badan Nasional Penanggulan Teroris (BNPT), hingga institusi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab berkaitan dengan lembaga tersebut.

"Respon dari berbagi pihak sangat positif untuk keberadaan lembaga ini," ujar dia.

Mahasiswa yang mengikuti pelatihan ini kata Rahmat, merupakan mahasiswa yang telah mengikuti seleksi yang begitu ketat. Diantaranya persyaratan yang harus dipenuhi, memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3,0 pada semester 3 atau semester 5.

"Mereka yang duduk di semester itu, masih memiliki waktu banyak dalam kegiatan kelembagaan, sementara mahasiwa yang sudah berada di semestar atas, diharapkan sudah fokus pada penyelesaian studi," imbuhnya.

Sejumlah materi yang akan diberikan yakni manajemen risiko berkehidupan, membangun jiwa kepemimpinan, Pancasila sebagai ideologi Negara dan kesadaran berkonstitusi dengan Nagera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kemudian, sejarah radikalisme, gerakan sosial di Indoneisa dan ancaman destruktif terhadap keutuhan bangsa serta penguatan etika dan kulture intelektual. (skd)