Mahasiswa ITS ciptakan mesin pemurnian garam

id garam

Mahasiswa ITS ciptakan mesin pemurnian garam

Panen Garam PANEN GARAM - Seorang petani memanen garam di tambak miliknya di Kawasan Penggaraman Talise Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (19/3). Petani setempat kembali memproduksi garam setelah selama beberapa bulan tidak berproduksi akibat musim hujan.ANTARASulteng/Mohamad Hamzah.

Jakarta (antarasulteng.com) - Lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan mesin untuk memurnikan garam krosok (kasar) menjadi garam industri. 

Alat yang diciptakan Nur Imam Ahmadi dan bersama Syamsul Rizal, Annisa Widowati, Alam Firmansyah, dan Rachmat Sandryan itu mampu memurnikan garam secara otomatis, demikian menurut siaran pers Humas ITS yang diterima di Jakarta, Selasa.

Nur mengatakan tingkat kemurnian garam krosok masih rendah dan banyak mengandung zat yang mengotori garam sehingga belum bisa dijadikan sebagai garam industri.

"Alat ini menghasilkan garam dengan persentase zat pengotor hanya 0,06 persen," ujar Nur.

Pemurnian garam berlangsung selama dua sampai tiga jam dengan kapasitas mesin 3 kilogram. 

Untuk prosesnya, awalnya garam dimasukkan tabung, kemudian dicampur air lalu diberi zat kimia NaOH, Na2CO3, dan PAC. Tiga zat kimia tersebut akan mengikat kotoran. 

Hasilnya adalah garam bersih berada di atas sedangkan zat mengotori akan mengendap di bawah.

Larutan garam bersih lalu disaring di tabung lain. Setelah dipanaskan, kristal garam dapur akan terbentuk. 

"Bila ini terus dikembangkan, maka hasil inovasi ini bisa bermanfaat bagi petani dan pemerintah tentunya," kata Nur. (skd)