Akademisi : Pemerintah Perlu Mengubah Metode Penanaman Pancasila

id iain

Akademisi : Pemerintah Perlu Mengubah Metode Penanaman Pancasila

Faisal Attamimi S.Ag M.Fil.I (ANTARA FOTO/Muhammad Hajiji)

Palu,  (Antarasulteng.com) - Akademisi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu Faisal Attamimi memandang pemerintah perlu mengubah pola atau metode penanaman Pancasila sebagai Ideologi Negara kepada masyarakat.

"Pancasila itu kebutuhan masyarakat. Nah, karena itu jangan di paksakan tetapi harus dibangun kesadaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ideologi tersebut," katanya menjawab pertanyaan Antara Palu, Rabu siang mengenai kegiatan pembinaan Ideologi Pancasila yang digagas Presiden Joko Widodo dan akan diluncurkan di Istana Bogor 11 Agustus mendatang.

Kata Faisal, penanaman nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat perlu dilakukan oleh pemerintah. Namun penanaman ini lewat berbagai instrumen kegiatan harus ditanamkan pada semua generasi.

"Pembinaan ideologi Pencasila di Istana Kepresidenan di Bogor, itu bagus. Akan tetapi penanaman yang dilakukan harus terfokus pada semua generasi," ujarnya.

Ia menyebut generasi sebelumnya telah mengetahui atau final dengan Pancasila sebagai ideologi Negara, namun generasi belakangan ini belum tuntas terhadap Pencasila sebagai ideologi Negara.

Karena itu, model pembinaan harus menyentuh generasi belakangan yang saat ini berhadapan dengan berbagai dinamika kebangsaan.

"Munculnya faham anti-Pancasila itu merupakan bukti bahwa Pancasila belum final di generasi belakangan ini," ujarnya.

Aktivis Gerakan Pemuda Ansor ini menyebut Pancasila merupakan nilai universal yang menyatu dengan kesadaran hidup setiap warga negara.

Karena itu, kata dia, Pancasila menjadi dekat, bahkan menjadi bagian hidup setiap individu dan kelompok dalam bernegara.

Pancasila merupakan titik temu bagi keragaman dan kemajemukan Indonesia. Itulah yang menjadi magnet perekat kebangsaan.

Ia menguraikan bahwa setiap warga negara Indonesia harus yakin bahwa Pancasila merupakan Kalimatun Sawa, yaitu sebagai titik temu.

"Poin penting bagi setiap warga negara Indonesia dalam kaitannya dengan Pancasila, pertama harus yakin bahwa Pancasila adalah "Kalimatun Sawa", artinya, Pancasila merupakan titik temu bagi keragaman dan kemajemukan Indonesia," katanya.