Jawa Tengah juara umum tenaga kependidikan berprestasi

id mendikbud

Jawa Tengah juara umum tenaga kependidikan berprestasi

Mendikbud Muhadjir Effendy. (ANTARAFOTO/Wahyu Putro A)

Jakarta (antarasulteng.com) - Provinsi Jawa Tengah kembali meraih juara umum dalam pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Berprestasi 2017 setelah berhasil meraih penghargaan guru, pustakawan, tenaga administrasi serta laboran berprestasi.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendi, di Jakarta, Sabtu.

"Saya berpesan kepada guru-guru, untuk mengajarkan penguatan karakter kepada murid-muridnya. Dengan begitu, akan lahir generasi yang tahan banting untuk kemajuan bangsa," ujar Muhadjir.

Muhadjir berharap ke depan generasi selanjutnya memiliki nasionalisme yang tinggi dan lebih kuat dalam daya tahan dalam menjaga, memelihara, dan membangun hubungan bernegara.

Mendikbud juga mengucapkan terima kasih kepada pemenang yang meraih penghargaan GTK berprestasi.

"Kesimpulan saya, semua jadi pemenang. Pesan saya, manfaatkanlah pengalaman ini untuk disebarkan kepada sejawat. Kalian adalah guru yang terpilih di antara yang terpilih."

Dalam acara tersebut, juga diberikan penghargaan kepada 108 GTK berprestasi 2017. Penghargaan itu dibagi dalam 36 kategori dan diikuti 875 peserta. Para peraih teladan untuk juara satu berhak mendapatkan hadiah berupa sertifikat dan hadiah berupa uang pembinaan serta komputer jinjing.

Plt Dirjen GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Hamid Muhammad, mengatakan Jawa Tengah telah meraih juara umum selama 10 tahun berturut-turut.

"Hal itu menunjukkan pembinaan di tiap daerah berbeda-beda. Tapi yang lebih menggembirakan, sekarang peraih pemenang tak hanya didominasi dari Jawa tetapi juga dari daerah lain dari luar Jawa," ujar Hamid.

Hal itu menunjukkan bahwa pembinaan guru di daerah semakin baik dan bisa meningkatkan mutu pendidikan.

Peraih Guru SMA/SMK Berdedikasi, Mangestiningtyas, mengatakan banyak tantangan yang harus dihadapi guru di daerah perbatasan.

"Saya mengajar di SMK di Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara. Daerah itu merupakan lalu lintas Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yang tentunya berimbas pada anak didik kami," ujar Mangestiningtyas.

Meski mengajar dengan penuh keterbatasan, hal itu tak menyurutkan tekadnya memberikan yang terbaik pada anak didik. (skd)