Petani Karet Morowali Berharap Harga Kembali Membaik

id karet

Petani Karet Morowali Berharap Harga Kembali Membaik

Sejumlah pekerja memotong karet mentah di sebuah pabrik pengolahan bahan olah karet (bokar) di Pekanbaru. (ANTARA)

Palu,  (antarasulteng.com) - Para petani karet di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, sangat berharap harga komoditi ekspor itu kembali membaik seperti pada beberapa tahun sebelumnya.

"Harga karet sejak empat tahun ini anjlok tinggal berkisar Rp6.000/kg," kata Yuswan, seorang petani karet di Kecamatan Lembo Raya, Kabupaten Morowali Utara, Jumat.

Meski harga karet di tingkat pengumpul di wilayah itu terbilang sangat rendah, namun petani tetap memelira pohon karet agar tetap menghasilkan karena merupakan komoditi unggulan yang selama ini menjadi penopang ekonomi kebanyakan masyarakat di Kecamatan Lembo Raya.

Kabupaten Morowali Utara adalah satu-satunya penghasil karet di Provinsi Sulawesi Tengah dengan areal puluhan ribu hektare yang terpusat di dua kecamatan yakni Kecamatan Lembo dan Lembo Raya.

Ia bersama para petani lainnya hanya berharap agar ke depan harga karet bisa kembali membaik lagi seperti pada tahun-tahun sebelumnya yang pernah mencapai Rp20.000/kg.

"Ya mudah-mudahan saja ke depan ini harga bisa naik lagi, kalau sudah Rp10.000 sampai Rp12.000, itu sudah bagus," harap Yuswan.

Menurut dia, pada awal 2017, harga karet sempat naik sampai Rp11.000/kg, namun hanya bertahan sekitar dua bulan lalu jatuh lagi ke tingkat Rp5.500 sampai Rp6.000/kg sat ini.

Hal senada juga disampaikan James, petani asal Desa Lawangke, Kecamatan Lembo Raya soal harga karet dalam beberapa tahun terakhir ini merosot tajam.

Banyak petani di desanya yang mulai mengembangkan tanaman bernilai ekonomis tinggi lainnya seperti cengkih, lada dan buah naga.

Ketiga komoditi itu, kata dia, mulai banyak dikembangkan petani di Kecamatan Lembo dan Lembo Raya karena harganya di pasaran cukup bagus.

Cengkih kering di pasaran mencapai Rp100.000/kg dan buah naga Rp20.000/kg sedngkan lada mencapai Rp60.000/kg.

Namun demikian, tanam karet yang selama ini telah menopang hidup para petani di wilayah itu tetapi dirawat dengan baik, bahkan makin banyak petani yang melakkan peremajaan tanaman dengan bantuan pemerintah daerah disaat harga jual masih rendah. (skd)