Pangkalan Elpiji Nakal Dilaporkan ke Lurah

id Gas, Tabung, Palu

Pangkalan Elpiji Nakal Dilaporkan ke Lurah

WARGA ANTRE TUKAR TABUNG GAS Warga Kota Palu antre menukar tabung gas elpiji 3 kilogram di lokasi pasar murah di Kelurahan Petobo yang diselenggarakan pemerintah daerah Provinsi Sukaeesi Tengah, Selasa (22/8).(Foto: Antarasulteng/Moh Ridwan)

"Pangkalan yang ditutup tersebut telah merugikan masyarakat sehingga langsung ditindak,"
Palu (antarasulteng.com) - Warga di Kota Palu, diminta melapor kepada Lurah setempat jika mendapatkan pangkalan elpiji yang mempermainkan stok dan menjual elpiji bersubsidi melebihi HET (Harga Eceran Tertinggi).

"Informasi/laporan dari warga pasti langsung ditindaklanjuti pihak kelurahan yang selanjutnya akan melaporkannya kepada Pemkot Palu," kata Kepala Bagian Ekonomi Pemkot Palu, Tamin Tombolotutu, di Palu, Selasa.

Ia berharap warga membantu pemerintah dan pihak Pertamina dalam mengawasi bersama-sama penjualan elpiji bersubsidi tersebut.

Hingga kini, kata Tamin, sudah ada beberapa pangkalan di Palu yang dicabut izin usahanya sebagai pemilik pangkalan resmi elpiji subsidi karena telah melakukan tindakan tak terpuji, namun ia belum bisa merinci jumlahnya.

"Pangkalan yang ditutup tersebut telah merugikan masyarakat sehingga langsung ditindak," ujarnya.

Pemkot sudah menginstruksikan semua lurah di Kota Palu untuk mengawasi dan begitu mendapat laporan dari warga soal adanya pangkalan nakal, langsung melaporkannya kepada Pemkot Palu untuk dikenakan sanksi.

Mekanisme penjualan elpiji bersubsidi sudah jelas yakni dari Pertamina ke agen dan selanjutnya ke pangkalan. Pangkalan hanya melayani kebutuhan warga bukan menjualnya ke pedagang/kios seperti yang selama ini banyak terjadi.

Jika sudah di kios-kios, dipastikan harganya di atas HET yang telah ditetapkan. "Dan ini tidak boleh lagi terjadi," tegas Tamin.

Kepala Kelurahan Tatura Selatan Zamrud meminta warganya untuk melaporkan segera jika mengetahui atau menemukan adanya pangkalan yang menjual elpiji subsidi melebihi HET atau menjualnya ke pedagang. "Semua laporan masyarakat akan ditindak lanjuti," kata dia.

Karena itu, Zamrud mengingatkan pangkalan untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan orang banyak dan diri sendiri. "Pemerintah tidak akan segan-segan menindak tegas pangkalan nakal," katanya.

Masyarakat juga mengeluhkan karena sulit sekali mendapatkan elpiji di pangkalan, sebab hanya beberapa saat setelah sebuah pangkalan mendapat suplai dari Pertamina, stok langsung habis.

Setelah itu, muncul pengecer-pengecer yang menjualnya dengan harga antara Rp25.000 sampai Rp35.000/tabung 3kg, padahal HET-nya hanya Rp16.000/kg. ***