Palu (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor keuangan di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sampai pada Februari 2025 tetap terjaga stabil dengan pertumbuhan positif.
"Kondisi industri jasa keuangan (IJK) di wilayah Sulteng per 28 Februari 2025 tetap stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga," kata Kepala OJK Sulteng Bonny Hardi Putra dalam keterangannya di Palu, Jumat.
Ia menjelaskan perkembangan industri perbankan, industri keuangan non-bank dan pasar modal di Sulteng masih tumbuh positif seiring dengan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan, serta perlindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan.
OJK Sulteng mencatat pada posisi 28 Februari 2025, seluruh indikator perbankan mengalami pertumbuhan positif secara year-on-year (yoy) dengan posisi aset perbankan tercatat tumbuh sebesar 15,38 persen mencapai Rp78,17 triliun pada Februari 2024, dari Rp67,75 triliun pada Februari 2024.
Selanjutnya, kata dia, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh positif sebesar 9,97 persen dari Rp33,61 triliun pada Februari 2024 menjadi Rp36,96 triliun pada Februari 2025.
Sementara itu, untuk kredit perbankan tumbuh sebesar 16,32 persen, dari Rp52,21 triliun pada Februari 2024 menjadi Rp60,73 triliun pada Februari 2025 dengan kualitas kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang tetap terjaga di angka 1,53 persen.
Ia mengatakan kinerja perbankan syariah juga terus mengalami peningkatan dengan nilai aset tercatat Rp3,63 triliun atau tumbuh sebesar 15,97 persen.
"Sedangkan, pada pembiayaan syariah hingga Februari 2025, masih menunjukkan tren positif dengan tumbuh sebesar 14,86 persen menjadi Rp3,17 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 7,54 persen menjadi Rp2,14 triliun," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, perkembangan IKNB di Sulawesi Tengah posisi 28 Februari 2025 juga menunjukkan kinerja positif.
Kinerja perusahaan pembiayaan di Sulawesi Tengah tumbuh positif secara year on year, dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp7,31 triliun meningkat 15,15 persen dengan non-performing financing yang masih terjaga di angka 1,83 persen.
"Sementara, sektor dana pensiun juga menunjukkan pertumbuhan positif, tercermin dari total aset tumbuh 6,35 persen yoy, menjadi Rp105,82 miliar dan total investasi meningkat 6,38 persen menjadi Rp103,67 miliar," ujarnya.
Dari sisi pembiayaan peer-to-peer lending, outstanding pinjaman tercatat sebesar Rp532,04 miliar meningkat 66,09 persen dengan jumlah rekening penerima aktif sebanyak 161.631 rekening, dengan tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban yang tertera dalam perjanjian pendanaan di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo (TWP90) berada pada angka 1,66 persen.