Hidayat Lamakarate Pimpin YJI cabang Sulteng

id Hidayat Lamakarate, Hidayat, Sekprov Sulteng

Hidayat Lamakarate Pimpin YJI cabang Sulteng

Hidayat Lamakarate (ketiga dari kanan) (www.antarasulteng.com/Istimewa)

Penyakit jantung dan pembuluh darah menyebabkan lebih dari 17 juta kematian di seluruh dunia, lebih tinggi dari penyebab kematian lainnya seperti kanker maupun diabetes
Palu (antarasulteng.com) - Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Mohammad Hidayat Lamakarate dipercaya menjadi Ketua Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Sulteng untuk masa bakti 2017-2022.

Pelantikan dan pengukuhan pengurus YJI Sulteng dilakukan oleh Ketua Umum YJI Pusat Syahlina Zuhai, usai melakukan senam jantung sehat di halaman Pogombo, Kantor Gubernur Sulteng, Jumat pagi.

Adapun susunan pengurus YJI Sulteng masa bakti 2017-2022, berdasarkan surat keputusan Nomor 10/YJI/SK/III/2017, yakni ketua Mohammad Hidayat Lamakarate, Wakil Ketua Derry Djanggola, Ichwan, Moh. Hajir Hadde, Hasan Tawil. Sekertaris Yamin L. Toana, Wakil Sekertaris Sarifa Maloho, Bendahara Afrina, Wakil Bendahara Yusmiati.

Sebagai penasehat yakni Gubernur Sulteng Longki Djanggola, Zalzulmida A.I Djanggola, Murad U. Nasir dan Baharuddin, HT.

Ketua Umum YJI Syahlina Zuhai mengatakan organisasi tersebut telah berdiri sejak 1974, dalam upaya kemanusiaan membantu seorang gadis kecil bernama Dewi Sartika untuk menjalani operasi jantung.

Setelah 48 tahun berlalu, YJI tetap berkiprah dalam menyelamatkan masyarakat Indonesia.

"Penyakit jantung dan pembuluh darah menyebabkan lebih dari 17 juta kematian di seluruh dunia, lebih tinggi dari penyebab kematian lainnya seperti kanker maupun diabetes," ungkap Syahlina.

Karena itu sangat diperlukan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit jantung dan harus terus dilaksanakan kampanye untuk kesehatan jantung.

Sementara itu, Gubernur Sulteng yang diwakili Asisten Administrasi Umum dan Organisasi Setprov, Mulyono menyatakan hidup sehat adalah dambaan semua orang, dengan jasmani dan rohani yang sehat secara produktif, maka dapat berkarya bagi kepentingan sesama.

"Dulu saat yayasan jantung Indonesia dibentuk tanggal 9 November 1981, penyakit jantung dan pembuluh darah baru menduduki urutan ke-11, sebagai penyebab kematian di Indonesia. Namun saat ini, menjadi masalah yang berkembang dan cukup kompleks," kata gubernur.

Ia berharap YJI semakin tanggap dalam mengantisipasi dan dapat menyusun langkah strategis dan tepat untuk melakukan pencegahan penyakit jantung. Salah satunya dengan memberikan penyuluhan kepada generasi muda, termasuk kepada anak-anak.

Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat, dengan melibatkan semua pihak. Termasuk di dalamya, partisipasi perusahaan nasional maupun multinasional dalam menyalurkan dana CSR di bidang kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan jantung. (FZI)