Palu, Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah, konsisten menjaga stabilitas harga bahan pokok di pasar sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi daerah.
"Sejak setelah Idul Fitri 1446 Hijriah atau Maret 2025 situasi harga bahan pokok di Palu dalam keadaan stabil, ini berkat kerja para pihak yang turut membantu pemerintah menjaga stabilitas harga pangan," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperidag) Kota Palu Zulkifli di Palu, Sulteng, Kamis.
Ia mengemukakan upaya pengendalian harga bahan pangan terus terus digencarkan Pemkot Palu, di antaranya kerja sama antar daerah dalam pemenuhan pasokan bahan pokok, kemudian inspeksi ketersediaan stok di tingkat distributor, dan penataan harga bahan pokok penting di pasar tradisional.
Selain itu, Pemkot Palu juga melakukan intervensi melalui inovasi program Palu mandiri tangguh pangan melalui model kegiatan tanam cabai dengan menggandeng kelompok tani.
"Program inovasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sangat efektif menjaga stabilitas harga pangan, terutama pada komoditas cabai rawit, karena cabai salah satu komoditas mempengaruhi inflasi daerah," ujarnya.
Menurut data Disperindag Kota Palu, harga bahan pokok di ibu kota Sulteng cukup stabil, dengan harga beras premium di pasar tradisional Rp14 ribu per kilogram, gula pasir curah Bulog Rp20 ribu per kilogram, dan minyak goreng curah Rp18 ribu per kilogram.
Kemudian, harga daging sapi Rp130 ribu per kg, daging ayam broiler Rp50 ribu per kilogram, dan telur ayam Rp2 ribu per butir.
"Komoditas sayuran seperti tomat dijual dengan harga Rp10 ribu per kilogram, bawang merah Rp40 ribu per kilogram, bawang putih Rp48 ribu per kilogram. Lalu, cabai rawit merah Rp45 ribu per kilogram, cabai merah besar Rp40 ribu per kilogram, cabai keriting Rp55 ribu per kilogram, dan cabai rawit hijau Rp35 ribu per kilogram," tutur Zulkifli.
Ia mengimbau pedagang dan distributor jangan menimbun dan menaikkan harga secara sepihak dan melakukan koordinasi dengan pemerintah bila terjadi kondisi fluktuasi di pasar.
"Masyarakat juga harus cerdas berbelanja, supaya tidak terjadi keterbatasan bahan pokok di pasar," kata dia.