Simulasi kebencanaan kegiatan wajib untuk mitigasi

id Simulasi kebencanaan, mitigasi bencana, Hadianto Rasyid, penanggulangan bencana, pemkotpalu, sulteng,wali kota Palu

Simulasi kebencanaan kegiatan wajib untuk mitigasi

Tim SAR mengevakuasi korban gempa dari atas bangunan menggunakan alat khusus dalam kegiatan simulasi kebencanaan pada peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2025 DI Palu, Kamis (15/5/2025). ANTARA/HO-Humas Pemkot Palu

Palu (ANTARA) - Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) Hadianto Rasyid mengatakan simulasi kebencanaan sudah menjadi kegiatan wajib pemerintah kota setempat sebagai bagian dari penguatan mitigasi dalam menghadapi situasi darurat bencana alam.

"Simulasi adalah pengingat bagi masyarakat di daerah ini untuk senantiasa sigap dalam menghadapi ancaman bencana, karena bencana kapan saja bisa terjadi," kata Hadianto Rasyid dalam kegiatan simulasi evakuasi korban gempa pada momen Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2025 di Palu, Kamis.

Ia menjelaskan Kota Palu salah satu daerah rawan bencana alam yang mana pada 28 September 2018, ibu kota Sulteng dihantam tiga bencana sekaligus, yakni gempa, tsunami dan likuefaksi yang hingga saat ini masih membekas di ingatan masyarakat setempat.

Oleh karena itu, pemerintah daerah (pemda) dengan segala sumber daya yang ada senantiasa memperkuat pengetahuan masyarakat melalui edukasi tentang kebencanaan sebagai alarm.

"Simulasi harus dilakukan secara berulang, tidak ada batasannya, baik itu difasilitasi oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) maupun para pihak lainnya," ujarnya.

Wali Kota mengemukakan mitigasi harus diperkenalkan sejak dini kepada masyarakat mulai dari pendidikan taman kanak-kanak hingga kepada masyarakat lanjut usia (lansia).

Karena bencana alam tidak memandang usia, siapapun dapat merasakan ancaman bencana, maka sudah sepatutnya organisasi perangkat daerah (OPD) memberikan penguatan kepada masing-masing pegawai, keluarga dan anak-anak.

"Ribuan korban jiwa dari peristiwa gempa dahsyat itu masih menyimpan luka yang mendalam. Salah satu tujuan mitigasi adalah menekan risiko korban jiwa, hal itu tentunya tidak kita harapkan," tutur Hadianto.

Ia menambahkan mitigasi juga diterapkan pada sisi pembangunan infrastruktur, yang mana Pemkot Palu menekankan pengembang selalu menerapkan sistem bangunan ramah gempa, termasuk Pemkot Palu menyediakan gudang logistik untuk situasi kepentingan darurat bencana.

Adapun pihak terkait dalam kegiatan simulasi ini, yakni TNI/Polri, Basarnas, BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), Satpol-PP, dan masyarakat setempat.

"Kami berkomitmen selalu membangun kesiapsiagaan, pemerintah berperan strategis dalam meminimalisasi dampak yang diakibatkan bencana alam," kata dia.

Pewarta :
Editor : Andilala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.