Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis sembilan daerah di Sulawesi Tengah (Sulteng) berstatus waspada terhadap dampak hidrometeorologi, berdasarkan laporan peringatan dini cuaca.
"Laporan ini dipublikasikan kepada masyarakat supaya tetap waspada terhadap dampak hujan dengan intensitas sedang hingga lebat selama tiga hari ke depan," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis-Aljufri Palu Nur Alim dihubungi dari Palu, Selasa.
Ia menjelaskan sebagai lembaga negara yang bertanggung jawab dalam memberikan peringatan dini terkait dengan cuaca ekstrem, gempa bumi, dan tsunami, maka BMKG wajib menyampaikan informasi perkembangan cuaca kepada publik.
Berdasarkan prakiraan cuaca dirilis BMKG, sembilan daerah berstatus waspada, yakni Kabupaten Donggala, Sigi, Parigi Moutong, Buol, Tolitoli, Morowali, Banggai Kepulauan, dan Banggai Laut, serta Kota Palu berlaku pada Selasa.
Sejumlah daerah dengan status siaga, yakni Kabupaten Banggai, Morowali Utara, Poso, dan Tojo Una-Una.
Prakiraan cuaca pada Rabu (18/6), BMKG memperingatkan 10 daerah berstatus waspada, yakni Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala, Parigi Moutong, Tolitoli, Morowali, Morowali Utara, Banggai, Banggai Kepulauan, dan Banggai, sedangkan daerah dengan status siaga, yakni Kabupaten Poso, Buol dan Tojo Una-Una.
Pada Kamis (19/6), delapan daerah di Sulteng berstatus waspada, yakni Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala, Tolitoli, Buol, Morowali, Banggai Kepulauan, dan Banggai Laut, sedangkan daerah berstatus siaga, yakni Kabupaten Parigi Moutong, Poso, Tojo Una-Una, Morowali Utara, dan Banggai.
"Peringatan dini cuaca ekstrem dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah (pemda) untuk melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap ancaman dan dampak yang ditimbulkan dampak hujan lebat," ucap Alim.
Ia mengatakan secara geografis, Sulawesi Tengah memiliki karakteristik pegunungan dan laut, sehingga berpotensi terjadi banjir genangan dan banjir bandang bila terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah-wilayah yang memiliki riwayat bencana hidrometeorologi.
"Masyarakat juga diminta tetap tenang dan tidak panik. Selain itu mitigasi bencana juga tetap harus diperkuat sebagai langkah antisipasi secara mandiri," kata dia.