Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat sekitar 1.713 jiwa terdampak banjir yang terjadi di Kabupaten Parigi Moutong.
"Berdasarkan data terbaru di lapangan, sekitar 438 kepala keluarga (KK) dengan 1.713 jiwa terdampak banjir di Kecamatan Bolanu Lambunu, Kabupaten Parigi Moutong," kata Kepala Pelaksana BPBD Sulteng Akris Fattah Yunus di Palu, Rabu.
Ia menjelaskan banjir merendam empat desa di Kecamatan Bolanu Lambunu, yakni Desa Lembah Bomban, Desa Lambunu, Desa Wanamukti Utara, dan Desa Siendeng.
Ia mengatakan peristiwa banjir terjadi pada Selasa (17/6) sekitar pukul 16.20 WITA, karena curah hujan tinggi yang menyebabkan air sungai meluap merendam pemukiman warga.
Ia menerangkan BPBD Sulteng masih berkoordinasi dengan tim reaksi cepat (TRC) BPBD kabupaten setempat, yang saat ini juga melakukan koordinasi dengan aparat desa dan melakukan asesmen
Ia menyebut berdasarkan data asesmen sementara, empat dusun terendam di Desa Lembah Bomban dengan 74 KK atau 397 jiwa terdampak. Sementara itu, satu bangunan masjid, dua sarana pendidikan juga terdampak dan satu unit rumah warga rusak berat.
Ia mengatakan sebanyak 34 KK atau 115 jiwa terdampak di Desa Wanamukti Utara dan jalan akses dusun 3 putus. Sementara di Desa Siendeng, sekitar 300 KK atau 1.200 jiwa terdampak. Selain itu, fasilitas umum, seperti bangunan masjid, sekolah juga turut terendam banjir.
Ia mengatakan sebanyak 20 KK atau 143 jiwa di Desa Lembah Bomban, terdiri atas enam bayi, 10 balita dan 55 lansia, kemudian dua KK atau sembilan jiwa di Desa Wanamukti Utara dan sekitar 250 KK atau 1.000 jiwa di Desa Siendeng mengungsi.
"Warga terdampak di Desa Lambunu masih dalam pendataan. Adapun titik pengungsian di Kantor Desa Siendeng," ujarnya.
Ia mengatakan kebutuhan mendesak saat ini adalah logistik dan alat berat untuk pembersihan material.
Menurut dia, jalan yang rusak tersebut juga sudah mulai bisa dilalui kendaraan.