Pedagang Di Palu Masih Jual Elpiji Bersubsidi

id elpiji

Pedagang Di Palu Masih Jual Elpiji Bersubsidi

Masyarakat kesulitan mendapatkan gas elpiji. (Foto : ANTARA/ilustrasi)

Palu,  (antarasulteng.com) - Para pedagang di Kota Palu, Sulawesi Tengah, hingga kini masih tetap menjual elpiji bersubsidi meski sebelumnya pemerintah kota bersama PT Pertamina telah menertibkan penjualan eceran oleh pihak-pihak yang bukan pangkalan resmi elpiji.

Pantauan Antara di kawasan Pasar Masomba Palu, Jumat, elpiji 3kg kembali dijual para pedagang di kawasan itu. Mereka meletakkan tabung elpiji di depan kios mereka dalam jumlah kecil, dua atau tiga tabung dengan harga Rp25.000 sampai Rp30.000/tabung

Padahal, Pemkot Palu telah melarang penjualan eceran oleh pedagang yang bukan pangkalan resmi dan berjanji akan menindak tegas pedagang yang menjual elpiji bersubsisi.

Meski sudah dilarang, namun tampaknya pedagang mengabaikan demi mendapat keuntungan lebih besar.

Pemkot dan PT Pertamina sebelumnnya selama tujuh hari mengalihkan penjualan elpiji 3kg dari pangakalan resmi ke kantor-kantor kelurahan.

Setiap warga yang datang membeli terlebih dahulu didata namanya oleh petugas kelurahan dan baru bisa dilayani membeli maksimal dua tabung saja. Namun sekarang ini, penjualan elpiji sudah dikembalikan lagi kepada pangkalan pengecer.

Pengalihan sementara penjualan elpiji ke kantor-kantor kelurahan tersebut bertujuan menertibkan penjualan elpiji di luar pangkalan seperti kios-kios.

Diduga bahwa para pengecer inilah yang memborong elpiji di pangkalan-pangkalan resmi dan menyimpan di rumah-rumah mereka untuk dijual eceran dengan harga tinggi, menyebabkan elpiji sempat langka di pasaran dan harganya melonjak tinggi.

Tetapi setelah dikembalikan ke pangkalan, ternyata tidak juga menyelesaikan masalah karena kenyataan elpiji 3kg yang seharusnya hanya dijual di pangkalan, kini banyak dijual di kios-kios dengan harga jauh diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp16.000/tabung.

Achrul Udaya, Ketua Bidang Perdagangan KADIN Sulteng meminta Pemkot Palu bersama Pertamina untuk mengambil tindakan tegas bagi pedagang yang menjual eceran elpiji di luar pangkalan resmi.

Seharusnya, kata dia, tidak ada lagi elpiji 3kg yang dijual bebas di kios-kios karena memang tidak dibolehkan. Sudah ada aturannya bahwa elpiji bersubsdisi didistribusikan kepada masyarakat lewat pangkalan.

"Jadi hanya pangkalan saja yang bisa menjualnya. Kok di luar pangkalan banyak elpiji subsidi dijual. Bagaimana ini?," kata Achrul.

Di Kota Palu sesuai data menyebutkan jumlah pangkalan ada sekitar 800 tersebar di delapan kecamatan dan 46 kelurahan. (skd)