Palu (ANTARA) - Satuan Brimob (Satbrimob) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng) mengembangkan program pemanfaatan lahan pekarangan bergizi sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional.
"Ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab petani. Ini adalah tanggung jawab bersama," kata Dansatbrimob Polda Sulteng Kombes Pol. Kurniawan Tandi Rongre di Palu, Senin.
Ia menegaskan bahwa program ini bukan hanya soal menanam dan memanen, tetapi tentang menanam nilai-nilai kebersamaan dan pengabdian.
Melalui program ini, kata dia, pihaknya ingin menunjukkan bahwa institusi Polri, khususnya Brimob, bisa turut hadir memberikan solusi nyata untuk masyarakat.
Ia menyebut lahan pekarangan tersebut seluas 16 hektare, dengan pembangunan greenhouse hidroponik seluas satu hektare.
"Bhayangkari berhasil memproduksi selada, sawi, pakcoy, serta berbagai tanaman hortikultura lainnya dengan sistem bercocok tanam modern," ujarnya.
Sementara itu, lanjut dia, program ini tidak hanya mencakup pertanian tapi juga peternakan sapi, kambing, domba, dan ayam petelur.
Ia mengatakan sistem pemeliharaan dilakukan secara ramah lingkungan. Menurut dia, perawatan dilakukan secara intensif menggunakan traktor, pupuk NPK, urea, phonska, ZA, dan pestisida sesuai takaran.
Ia menyebut berbagai hasil pertanian telah dihasilkan dari lahan tersebut, mulai dari jagung, tomat, timun, hingga cabai. Jagung yang ditanam sejak 2024 telah dua kali panen dengan hasil 3 ton dan 4 ton secara berurutan, tomat mencapai 1.060 kilogram dan timun 500 buah.
"Hasil panen dan ternak dari pekarangan bergizi ini dijual langsung ke warga dan pelaku UMKM di sekitar Markas Komando Brimob dengan harga terjangkau. Sebagian lainnya digunakan untuk konsumsi internal, sehingga memberikan manfaat ganda, baik dari sisi ekonomi maupun ketahanan pangan keluarga," ujarnya.