Bkkbn: Hadapi Bonus Demografi Dengan Bijaksana

id bkkbn

Bkkbn: Hadapi Bonus Demografi Dengan Bijaksana

Badan Keluarga Kecil Bahagia Nasional (BKKBN) (Antaranews.com)

Palu,  (antarasulteng.com) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah Agus Putro Proklamasi mengatakan saat ini Indonesia mendapatkan bonus demografi yang harus dihadapi dengan bijaksana.

"Menghadapi bonus demografi akan lebih arif jika belajar dari pengalaman bangsa lain yang pernah mengalami hal serupa," katanya di Palu, Rabu.

Agus mencontohkan negara yang pernah mengalami bonus demografi adalah Jepang.

Menurut perkiraan, pada tahun 2020 hingga 2030, Indonesia akan mencapai puncak populasi usia produktif, yakni 70 persen dari total penduduk. Bonus demografi bisa menjelma menjadi keuntungan atau sebaliknya menjadi beban bagi Indonesia, tergantung pada kualitas populasi usia produktif.

"Generasi yang lahir di rentang tahun 1980 sampai 2000 atau yang lazim disebut milenial adalah para penentu nasib Indonesia mendatang," katanya.

Menurut dia, generasi terdahulu tidak boleh malu-malu belajar pada anak-anak remaja sekarang karena teknologi informasi berubah dengan begitu cepat.

BKKBN Sulteng, Selasa (10/10), melaksanakan seminar generasi milenium di Kota Palu dengan tema kesiapan generasi milenium dalam menghadapi tantangan dan peluang bonus demografi di Sulteng.

Kegiatan itu melibatkan sekitar 200 peserta perwakilan dari siswa SMA dan mahasiswa, Generasi Berencana (Genre) Sulteng dan Forum Anak Kota Palu, dengan narasumber Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN RI Ahmad Taufik.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Sulteng Rumayah mengatakan perkembangan teknologi yang luar biasa cepatnya menimbulkan situasi akses tanpa batas terhadap semua hal yang ada di dunia.

"Dirasakan pada dunia pendidikan terjadi perubahan nilai-nilai budaya dan kebiasaan. Untuk itu, perlu ada pembangunan karakter individu generasi bangsa yang disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila. Adapun strategi untuk menghadapi era bonus demografi generasi emas 2015 adalah dengan menanamkan nasionalisme bangsa," ujar Rumayah. (skd)