Puluhan Rumah Bantaran Sungai Laoswani Terancam Ambruk

id bantaran

Puluhan Rumah  Bantaran Sungai Laoswani Terancam Ambruk

Ilustrasi--Rumah pinggir sungai (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Sebanyak puluhan rumah warga yang berada di sejumlah titik di bantaran Sungai Laoswani, Palu Selatan, kini terancam ambruk.

Pantauan Antara, Jumat, rumah-rumah warga yang terancam ambruk diterjang banjir pada Kamis (12/10) itu terletak di wilayah jalan Anoa I dan Jalan Tanjung Harapan di Kelurahan Tatura Utara, Palu Selatan.

Beberapa rumah dekat sungai, nyaris ambruk karena diterjang banjir yang diakibatkan hujan deras mengguyur wilayah Kota Palu pada hari kemarin.

Rata-rata rumah warga yang terancam roboh tersebut di sisi kiri dan kanan sungai itu belum dipasang tanggul pengaman sehingga ketika banjir tanahnya terus terkikis.

Dikhawatirkan, jika Pemerintah Kota Palu tidak segera memasang tanggul pengaman dan tiba-tiba terjadi kembali banjir, maka tidak menutup kemungkinan rumah-rumah tersebut akan ambruk diterjang banjir.

"Saya sangat khawatir karena rumah saya tinggal satu meter dari pinggir sungai," kata Feby, seorang warga yang bermukim di dekat Sungai Laoswani.

Hal senada juga disampaikan Junaidi. Ia mengaku rumahnya sangat terancam karena banjir yang terjadi pada 12 Oktober 2017, alur sungai semakin meluas.

Ada beberapa rumah warga di dekat sungai yang sewaktu-waktu terancam banjir karena sungai sudah tambah lebar dan jaraknya tinggal satu-dua meter dengan rumah penduduk.

Dia juga mendesak Pemkot Palu untuk segera membuat tanggul pengaman agar permukiman warga tidak lagi terancam banjir.

Saat hujan deras mengguyur wilayah Kota Palu, katanya, sungai di daerah itu dipastikan banjir, sementara belum seluruhnya sungai itu ditanggul.

Masih ada sebagian di beberapa titik permukiman warga yang belum dipasang tanggul pengaman sehingga warga selama ini was-was saat hujan deras.

Hujan lebat yang mengguyus Palu selama dua jam pada hari Rabu (12/10) juga mengakibatkan puluhan rumah di beberapa wilayah terendam.

Bahkan, badan jalan di wilayah perempatan jalan Towua, jalan Dewi Sartika dan jalan Karajalembah air mengalir seperti sungai. Tinggi air di jalan sampai lutut orang dewasa dan banyak kendaraan sepeda motor mogok saat berusaha menerobos banjir. (skd)