Sulteng Rugi Triliunan Abaikan Potensi Sawit Riopakava

id nasdem

Sulteng Rugi Triliunan Abaikan Potensi Sawit Riopakava

Wakil Ketua Komisi III DPRD Sulteng Muhammad Masykur melihat langsung sawit hasil panen petani di Kecamatan Riopakava Kabupaten Donggala, Sabtu 14 Oktober 2017 (Ist)

Palu, (Antarasulteng) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dinilai akan mengalami kerugian mencapai triliunan rupiah bila mengabaikan potensi sawit di Kecamatan Riopakava Kabupaten Donggala.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Sulteng Muhammad Masykur menyatakan berdasarkan data yang ada terdapat sekitar 60.000 hektare luasan kebun kelapa sawit yang hari ini dikelola oleh warga masyarakat Riopakava.

Kebun kelapa sawit milik warga ini dikelola dalam bentuk kelompok petani kelapa sawit mandiri, rata-rata telah menghasilkan dampak ekonomi.

"Dengan luasan perkebunan kelapa sawit sebesar itu hasil panen petani di Kecamatan Riopakava mencapai Rp1 triliun setiap tahunnya," ungkap Muhammad Masykur.

Ketua Fraksi Partai Nasdem ini menyebut petani menjual hasil panen ke perusahan milik PT Astra Grup yang beroperasi di wilayah Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat, PT Mamuang, PT Pasang Kayu, PT Letawa dan PT Lestari Tani Terpadu (LTT), kesemuanya anak perusahaan PT Astra Agro Lestari (AAL).

Dengan demikian, kata dia, secara kontekstual kondisi tersebut sepatutnya tidak diabaikan oleh Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah. Karena hal itu merupakan potensi bagi daerah dan akan membantu petani di sisi lainnya.

Sebab, jika negara hadir menciptakan pasar di sana maka satu hal yang pasti terjadi adalah memutus mata rantai monopoli pasar yang ada di Kecamatan Riopakava termasuk pemberlakuan standar harga Tandan Buah Segar (TBS) yang cenderung diberlakukan oleh perusahaan.

"Kita butuh investor masuk membangun pabrik CPO (crudepalmoil) di Riopakava Atau bisa juga melalui Perusahaan Daerah (Perusda) menggandeng swasta bersama membangun pabrik," katanya.

Bagi Daerah Sulawesi Tengah ini yang sangat merugikan karena potensi yang seharusnya diperoleh tidak dimanfaatkan dengan baik, kesal Masykur.

Padahal jika potensi itu dimanfaatkan bakal menjadi salah satu sumber nilai tambah pendapatan bagi daerah ini.

"Saya kira tidak ada kata terlambat bagi Pemprov Sulteng untuk hadir di tengah-tengah warga masyarakat Riopakava," terangnya.