Gubernur: Pimpinan Harus Bisa Harmoniskan Lingkungan Kerja

id longki

Gubernur: Pimpinan Harus Bisa Harmoniskan Lingkungan Kerja

Gubernur Longki Djanggola (Humaspemprov)

Agar tidak timbul kepenatan dan kejenuhan, yang membuat pegawai stress, depresi dan perasaan negatif
Palu,  (antarasulteng.com) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan seorang pimpinan harus bisa mengharmoniskan lingkungan kerja untuk menciptakan variasi baru sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dalam bekerja.

"Agar tidak timbul kepenatan dan kejenuhan, yang membuat pegawai stress, depresi dan perasaan negatif," kata gubernur saat membuka seminar nasional dalam rangka hari kesehatan mental sedunia di Palu, Jumat.

Seminar dengan tema, mental `health in workplace` itu dirangkaikan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Asosiasi Psikolog Industri dan Organisasi (APIO) ke-18, bekerjasama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi).

Kata gubernur, jika itu terjadi, bisa mendorong perilaku tidak produktif, keinginan yang berlebihan, sehingga menjadi beban begitu berat yang diterima seorang pegawai.

Menurut Gubernur, berdasarkan penelitian organisasi kesehatan dunia atau WHO, kondisi lingkungan dan tempat kerja yang buruk, bisa membawa efek buruk bagi kesehatan mental pekerja.

"Akhirnya akan merugikan organisasi kerja dan mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan ke publik," katanya.

Bagi gubernur, budaya di Indonesia, masih menganggap sepele tentang pembicaraan kesejahteraan psikologis pegawai. Padahal di dalam suatu organisasi kerja, pemimpin yang handal akan turut menentukan kualitas kesehatan mental pegawai, dan mengurangi resiko-resiko yang berpotensi membuat ketidaknyamanan kerja.

Sehingga dengan momentum hari kesehatan mental, gubernur berharap adanya tukar menukar informasi, terkait permasalahan kejiwaan, melakukan upaya promotif, pencegahan dan intervensi dini, serta memberikan pertolongan dan bantuan psikologis kepada pegawai dalam lingkungan kerja masing-masing.

Akhirnya gubernur berharap seminar itu bukan hanya peringatan seremonial belaka, tetapi mesti dimaknai sebagai pengingat, pendorong dan pengungkit semangat para pengambil kebijakan, untuk menciptakan sehat mental di tempat kerja.

Sementara itu, Ketua Himpsi Sulteng, Sigit Apriadi mengatakan Himpsi adalah organisasi profesi psikologi di Indonesia.

Organisasi ini merupakan wadah berhimpunnya professional psikologi diakui secara nasional, maupun internasional dan berperan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Himpsi kata dia, memiliki 25 wilayah di seluruh Indonesia, dengan jumlah anggota lebih dari 11.500 orang.

Sebagai wujud pelaksanaan misi Himpsi, setiap tanggal 10 Oktober diperingati sebagai hari kesehatan mental sedunia.(skd)