Perguruan Tinggi Se-Sulteng Siap Aksi Kebangsaan

id Iain

Perguruan Tinggi Se-Sulteng Siap Aksi Kebangsaan

Pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta se-Sulteng foto bersama usai rapat akhir aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme, di IAIN Palu, Senin 23 Oktober 2017. (Muhammad Hajiji/antarasulteng.com)

Palu, (Antarasulteng.com) - Sebanyak 18 perguruan tinggi negeri dan swasta se-Provinsi Sulawesi Tengah siap menggelar aksi kebangsaan melawan radikalisme 28 Oktober di Universitas Tadukalo Palu.

Panitia pengarah nasional aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme, Prof Zainal Abidin MAg mengatakan perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Ristek-Dikti dan Kementerian Agama bersedia untuk ikut aksi dengan melibatkan belasan ribu mahasiswa.

"Semua telah sepakat untuk ikut dan bersama-sama dalam aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme," ungkap Zainal usai rapat akhir aksi kebangsaan melawan radikalisme di IAIN Palu, Senin.

Rapat tersebut terungkap sedikitnya sekitar 25 ribu mahasiwa akan dilibatkan dalam aksi serentak tersebut.

Rektor IAIN Palu ini menyebut setiap perguruan tinggi telah bersedia mengirim mahasiswa, dosen bahkan pegawainya untuk bersama-sama deklarasi tersebut.

Pakar pemikiran Islam modern ini juga mengaku bahwa panitia pengarah dan panitia pelaksana telah merampungkan persiapan pelaksanaan terkait sarana-prasarana pendukung.

Ia juga menyebut aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme melibatkan pejabat negara setingkat menteri, kepala daerah, kepolisian dan TNI, bahkan ormas-ormas dan OKP di Sulawesi Tengah.

"Ada usulan untuk menghadirkan pejabat setingkat menteri yakni, Menteri Ristek-Dikti, Kemenag dan Kementerian Pemuda dan Olahraga," ujarnya.

IAIN Palu akan mengirim atau mengutus kurang lebih 2.000 mahasiswa dari berbagai fakultas untuk ikut diaksi kebangsaan tersebut.

Sementara Rektor Universitas Tadulako Prof M Basir Cyio menyatakan Untad akan menghadirkan kurang lebih 10.000 mahasiswa, pegawai dan dosen pada aksi kebangsaan melawan radikalisme.

"Saya akan perintahkan seluruh fakultas untuk menyediakan 1.000 mahasiswa per fakultas, untuk ikut aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme ini," sebutnya.

Basir Cyio juga meminta panitia pelaksana agar segera meninjau lapangan pelaksanaan kegiatan.

Rapat akhir aksi kebangsaan tersebut diikuti oleh 18 perguruan tinggi serta bersedia mengirim atau mengutus perwakilannya.

Universitas Alkhairaat bersedia mengutus 500 mahasiswa, STIMIK Bina Mulia 500 mahasiswa, Poltekes Kemenkes mengutus 500 mahasiswa. Sementara perguruan tinggi swasta keagamaan, kebidanan, perawat, kesehatan, sosial dan politik, akan mengirim 500 mahasiswanya.