Sulteng Tidak Lagi Datangkan Beras Dari Luar

id bulog

Sulteng Tidak Lagi Datangkan Beras Dari Luar

Beras bulog (FOTO ANTARA/Eric Ireng)

Kami justru mengirim beras ke daerah lain karena realisasi pengadaan beras di Sulteng cukup besar dan sudah melebihi kebutuhan penyaluran
Palu,  (antarasulteng.com) - Bulog Sulawesi Tengah kurun waktu sepuluh bulan terakhir ini, tidak lagi mendatangkan beras dari luar daerah, termasuk beras eks impor.

"Memang Bulog Sulteng pada 2017 ini ditargetkan pusat sudah bisa mandiri dalam pemenuhan kebutuhan penyaluran di daerah itu," kata Kepala Perum Bulog setempat, Khosim di Palu, Sabtu.

Dalam rangka mewujudkan Bulog Sulteng yang mandiri, maka sejak dari awal tahun (Januari 2017), kegiatan pengadaan beras di daerah ini langsung digenjot dengan melakukan kerja sama pemerintah daerah dan juga TNI.

Kepala Bulog Sulteng sebelumnya, Suprianto, kata dia berhasil melakukan kerja sama dengan semua pihak terkait di daerah ini guna meningkatkan penyerapan beras petani dalam rangka memenuhi target nasional dan menjadikan Bulog di Provinsi Sulteng menjadi bulog mandiri.

Atas dukungan dari Gubernur Sulteng, H Longki Djanggola, Bulog Sulteng akhirnya Bulog Sulteng mendapat dukungan dari enam kepala daerah penghasil beras dengan menandatangani nota kesepahaman (MOu) untuk mengalokasikan 10 persen dari hasil panen petani dalam bentuk beras dijual kepada bulog.

Dengan bermodalkan MOu, Bulog Sulteng berhasil menyerap beras petani di enam kabupaten penghasil beras terbesar di provinsi ini dalam jumlah meyakinkan dibandingkan pengadaan tahun-tahun sebelumnya.

Karena hasil pengadaan beras lokal yang terus meningkat setiap bulannya, maka selama Januari sampai Oktober 2017, Bulog Sulteng tidak lagi mendatangkan beras dari luar, termasuk beras eks impor.

"Kami justru mengirim beras ke daerah lain karena realisasi pengadaan beras di Sulteng cukup besar dan sudah melebihi kebutuhan penyaluran," kata Khosim.

Sulteng setiap tahunnya membutuhkan stok beras untuk disalurkan kepada rumah tangga sasaran (RTS) di 13 kabupaten dan kota sekitar 32.000 ton.

Kebutuhan itu sudah termasuk dengan cadangan stok beras pemerintah untuk bencana alam dan juga mendukung kegiatan operasi pasar jika terjadi gejolak harga beras di tingkat pengecer.

Namun, kata dia, realisasi pengadaan beras di Sulteng hingga kini sudah mencapai sekitar 35.000 ton, atau melebihi kebutuhan penyaluran.

Bulog Sulteng menargetkan pembelian beras petani selama musim panen (MP) 2017 ini sebanyak 42.160 ton. (skd)