Bulog Sulteng Salurkan Rastra 32.083 Ton

id rastra

Bulog Sulteng Salurkan Rastra 32.083 Ton

PENYALURAN RASTRA KOTA PALU Warga menerima penyaluran beras sejahtera (Rastra) di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (25/4). Penyaluran Rastra itu merupakan yang pertama kalinya di tahun 2017, terlambat karena pendataan kembali terhadap penerima program Rastra di Sulawesi Tengah. Antarasulteng.com/Mohama

Palu,  (antarasulteng.com) - Perum Bulog Sulawesi Tengah hingga saat ini sudah menyalurkan beras untuk warga prasejahtera (rastra) atau dahulu dikenal raskin sebanyak 32.083 ton.

"Jumlah itu sudah melebihi target penyaluran yang ditetapkan," kata Kepala Divisi Regional Bulog Sulteng, Khasim di Palu, Minggu malam.

Ia menjelaskan target penyaluran rastra dari Januari s/d 31 Oktober 2017 yakni 30.283 ton.

Namun dalam kenyataannya, justru Bulog sudah merealisasi penyaluran mencapai 105 persen dari target yang ditetapkan BUMN tersebut.

Berarti, kata dia, dalam satu setengah bulan ke depan ini, Bulog Sulteng tinggal menyalurkan beras subsidi kepada rumah tangga sasaran (RTS) tersebar di 13 kabupaten dan kota di Provinsi Sulteng sebanyak 4.250 ton.

"Kita usahakan November 2018, sisa alokasi rastra sebanyak 4.250 ton,seluruhnya sudah tersalurkan kepada penerima manfaat," kata Khosim.

Menjawab pertanyaan, Khosim yang baru dua bulan terakhir ini menjabat Kepala Perum Bulog Sulteng menggantikan Suprianto yang kini menjadi kepala Divisi Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Pusat, mengatakan tidak ada kendala dalam pendistribusian rastra,meski masih ada beberapa wilayah yang hingga kini belum bisa dijangkat kendaraan mobil.

Wilayah-wilayah yang belum bisa dijangkau dan rastra harus diangkut menggunakan sepeda motor ojek antara lain di Lindu dan Pipikoro Kabupaten Sigi.

Juga di Kabupaten Donggala hingga saat ini masih ada desa yang hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki dan naik sepeda motor ojek. "Daerah-daerah masih terbilang terisolir tersebut, tetap mendapat jatah rastram" kata Khosim.

Bahkan, petugas Bulog terkadang harus ikut mengawal penyaluran rastra sampai di desa-desa terpencil di wilayah Sulteng.

Ia menambahkan kendala utama yang dihadapi Bulog hanyalah masalah keterlambatan pelunasan rastra.

Hingga kini masih banyak desa yang belum melunasi pembayaran rastra, padahal jatah rastra sudah lama disalurkan kepada RTS. Pembayaran rastra selama ini dilakukan oleh kelurahan/desa.

Khosim berharap hal tersebut mendapat perhatian dari pihak pemerintah daerah. (skd)