Palu (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan siap mendukung program pembinaan untuk mendorong kemandirian warga binaan melalui pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di lingkungan pemasyarakatan.
Ketua Umum Kadin Sulteng Moh. Nur Dg Rahmantu menyampaikan dukungan tersebut saat meninjau langsung kegiatan produksi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Palu, Rabu.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulteng Bagus Kurniawan dan jajaran turut mendampingi langsung dalam kegiatan tersebut.
“Kami melihat langsung kualitas dan potensi produk hasil karya warga binaan. Kadin Sulteng siap membantu dari sisi pemasaran, promosi, dan pengembangan usaha agar produk ini bisa menembus pasar yang lebih luas,” kata Moh. Nur Dg Rahmantu.
Ia mengatakan bahwa kreativitas warga binaan di balik tembok lapas membuktikan bahwa pembinaan dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Setelah melihat langsung, menurut dia, hasil karya warga binaan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk unggulan daerah.
Ia mengatakan kunjungan ini juga sebagai bagian dari upaya memperkuat sinergi antara dunia usaha dan lembaga pemasyarakatan dalam membangun kemandirian ekonomi bagi warga binaan.
Ia mengharapkan kolaborasi ini tidak hanya memperkuat ketahanan ekonomi daerah, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendorong warga binaan untuk berdaya, produktif, dan siap berkontribusi positif di masyarakat setelah bebas nantinya.
Dalam kesempatan itu, rombongan meninjau dua lokasi utama, yaitu dapur produksi makanan dan dapur produksi keripik yang sepenuhnya dikelola oleh warga binaan.
Mereka menyaksikan langsung proses pengolahan makanan siap saji dan pembuatan keripik pisang khas Lapas Palu.
Kakanwil Ditjenpas Sulteng Bagus Kurniawan, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal menuju kerja sama strategis antara Ditjenpas dan Kadin Sulteng.
Ia menjelaskan kolaborasi tersebut akan difokuskan pada pengembangan program pemberdayaan warga binaan melalui produksi Makanan Bergizi Gratis (MBG) serta pelatihan kewirausahaan berbasis UMKM di seluruh satuan kerja pemasyarakatan di Sulawesi Tengah.
“Ini menjadi terobosan penting dalam pembinaan di lingkungan pemasyarakatan. Kami terus berupaya memperkuat sumber daya manusia, fasilitas produksi, hingga jejaring kemitraan agar program prioritas seperti MBG berjalan optimal,” ujarnya.
Menurut dia, dengan peningkatan kualitas produk dan standar higienitas yang baik, tidak menutup kemungkinan warga binaan di lapas maupun rutan dapat menjadi tenaga produksi profesional yang berkontribusi dalam penyediaan makanan bergizi bagi masyarakat.
Ia mengatakan dukungan dunia usaha sangat penting dalam membuka ruang reintegrasi sosial yang produktif bagi warga binaan.
Untuk itu, kata dia, kolaborasi dengan Kadin diharapkan dapat menjadi jembatan agar produk karya warga binaan lebih dikenal luas dan memiliki nilai ekonomi berkelanjutan.
“Kami ingin agar pembinaan di Lapas tidak berhenti pada aspek moral dan kedisiplinan, tetapi juga menghasilkan kemandirian ekonomi. Sinergi ini adalah langkah konkret menuju pemasyarakatan yang produktif dan berdaya saing,” ujarnya.
