Morut catat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulawesi 23,94 persen

id Morut, pertumbuhan ekonomi, bupati morut, Delis Hehi, ekonomi daerah, pemkab morut, Morowali Utara, Sulawesi Tengah, sulteng

Morut catat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulawesi 23,94 persen

Dok- Bupati Morowali Utara Delis J Hehi (kiri) menyerahkan Piagam penghargaan kepada OPD berprestasi di momen HUT ke-12 Morowali Utara berlangsung di Kolonodale, Kamis (23/10/2025). (ANTARA/HO-Kominfo Morut)

Palu (ANTARA) - Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah menorehkan prestasi gemilang di bidang ekonomi dengan mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Sulawesi, yakni sebesar 23,94 persen Year-on-Year (YoY) berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Triwulan II 2025.

"Pertumbuhan ekonomi daerah tidak lepas dari peningkatan investasi di berbagai sektor. Tentu ini menjadi bahan evaluasi kami untuk lebih memajukan pertumbuhan ekonomi ke depan," kata Bupati Morowali Utara Delis J Hehi melalui keterangan tertulisnya di terima di Palu, Kamis.

Ia mengemukakan, capaian itu menjadikan Morut sebagai motor penggerak ekonomi baru di kawasan timur Indonesia.

Data BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Morut jauh di atas daerah lain, seperti Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara 14,32 persen, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat 11,45 persen, dan Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah 9,13 persen.

Sementara posisi kelima hingga kesepuluh ditempati oleh Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Kolaka, Kabupaten Sulawesi Tenggara, Gowa, Sulawesi Selatan, Kota Bitung, Sulawesi Utara, Kabupaten Pohuwato, dan Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

"Pertumbuhan ekonomi yang pesat ini tidak hanya mencerminkan laju investasi dan produktivitas sektor industri yang meningkat, tetapi juga menunjukkan efektivitas kebijakan pembangunan daerah yang berpihak pada pemerataan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi juga mempengaruhi angka kemiskinan daerah, yang mana angka kemiskinan Morut tahun 2024 berada di urutan empat terbawah se-Sulawesi Tengah yakni 11,95 persen, setelah Kabupaten Morowali 11,55 persen.

"Prestasi ini hasil kerja semua pihak dan kontribusi masyarakat," ucapnya.

Menurut Delis, pencapaian itu bisa tercapai karena kondisi daerah yang kondusif, peran swasta, program stimulus ekonomi yang dilakukan pemerintah, termasuk bantuan modal usaha tiap desa sehingga sektor UMKM bergerak sebagai faktor penunjang.

Aktivitas ekonomi di kawasan industri yang terus berkembang memberikan efek berantai terhadap sektor jasa, perdagangan, transportasi, dan konsumsi rumah tangga.

Lalu program stimulus ekonomi diintervensi pemerintah daerah, melalui penyaluran bantuan modal usaha desa yang mendorong tumbuhnya UMKM dan memperluas lapangan kerja.

"Peningkatan infrastruktur dasar dan konektivitas antarwilayah, yang memperlancar distribusi barang dan jasa hingga ke pelosok daerah, juga ikut berkontribusi dalam capaian pertumbuhan ekonomi," tuturnya.

Ia mengatakan, faktor lainnya turut memberikan sumbangsih yakni kualitas pelayanan publik dan reformasi birokrasi yang mempercepat proses perizinan serta mendorong efisiensi ekonomi daerah.

Kemudian faktor pembangunan dan kesejahteraan masyarakat melalui cakupan BPJS Kesehatan mencapai 100 persen (UHC Paripurna), memastikan seluruh masyarakat Morut mendapatkan akses jaminan kesehatan nasional.

"Dari aspek perlindungan sosial kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan (Jamsostek) meningkat signifikan, mencakup pekerja formal dan non-formal di berbagai sektor, termasuk pelaku UMKM, petani, dan nelayan. Sebanyak 40 ribu pekerja rentan terdaftar ke dalam Jamsostek dibiayai APBD," kata dia.

Pewarta :
Editor : Andilala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.