Pipa Slurry HYNC Kurangi Emisi dan Efisiensikan Transportasi Nikel

id Imip,pipa,efisensi

Pipa Slurry HYNC Kurangi Emisi dan Efisiensikan Transportasi Nikel

Seorang operator teliti mengawasi produk MHP sebelum siap didistribusikan dari PT HYNC. Foto : ANTARA/HO/ (Dokumentasi PT.IMIP)

Morowali (ANTARA) - PT Huayue Nickel Cobalt (HYNC) mulai mengoperasikan sistem pipa slurry jarak jauh sejak Januari 2023 untuk mengangkut bijih nikel limonit dari area pertambangan PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) di Konawe, Sulawesi Tenggara, menuju fasilitas pengolahan di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah. Langkah ini menjadi terobosan efisiensi dan pengurangan emisi dalam rantai pasok industri nikel.

Pipa slurry sepanjang lebih dari 60 kilometer itu dibangun sejak 2020 dan diklaim mampu membuat distribusi bahan baku lebih aman, stabil, dan ramah lingkungan. “Teknologi ini memungkinkan pengangkutan bijih limonit dari tambang menjadi lebih lancar, aman, ramah lingkungan dan rendah karbon,” ujar Executive General Manager PT HYNC, Huang Shanyun, Rabu (26/11/2025). Ia menambahkan, penggunaan pipa menghindarkan perusahaan dari kendala jalan hauling saat musim hujan, menekan biaya transportasi, serta mengurangi risiko kecelakaan.

Jalur pipa tersebut melintasi topografi kompleks dengan selisih elevasi hingga 640 meter dan melewati kawasan pegunungan setinggi hampir 800 meter. Seluruh proses perancangan hingga konstruksi mengikuti standar internasional dan memanfaatkan teknologi untuk efisiensi energi. Sebelum dipompa, bijih limonit diproses di Feed Preparation Plant untuk memisahkan material tak diperlukan dan dikonsentrasikan agar memenuhi standar pipa.

Setibanya di pabrik HYNC, slurry melewati stasiun penurun tekanan dan kemudian diolah menjadi mixed hydroxide precipitate (MHP) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik. Menurut Huang, penerapan pipa slurry mampu menurunkan emisi karbon transportasi bijih nikel hingga 30 persen dan menjadi yang pertama diterapkan di industri nikel Indonesia.

Dengan kapasitas hingga 12 juta ton per tahun, pipa slurry dinilai lebih aman bagi ekosistem karena ditanam mengikuti jalur tambang tanpa membuka lahan baru. Teknologi ini juga tak bergantung cuaca, bebas proses bongkar-muat, serta hanya memerlukan biaya sekitar sepersepuluh dari metode pengangkutan truk. “Dibandingkan penggunaan ratusan truk setiap hari, pipa slurry ini mengurangi ketergantungan pada bahan bakar diesel,” kata Huang.

Untuk memastikan operasional jangka panjang, sistem pipa dilengkapi pengendalian terpusat berbasis komputer, sensor pemantau ketebalan pipa, serta patroli rutin di lapangan. HYNC juga menjalankan pemantauan lingkungan sesuai dokumen Amdal dan melapor kepada pemerintah setiap enam bulan.

Pewarta :
Editor : Andilala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.