Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masuk ke rantai pasok industri modern melalui kegiatan Business Matching Pabeta 2025.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Novalina di Palu, Minggu, menyampaikan bahwa meski perekonomian daerah menunjukkan pertumbuhan yang impresif, struktur ekonomi Sulteng masih menghadapi ketimpangan.
“Sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) kita, sedangkan UMKM masih belum menikmati rantai nilai industri tersebut,” katanya.
Karena itu, kata dia, kegiatan Business Matching (temu bisnis) merupakan momentum penting untuk mengakselerasi pertumbuhan UMKM sekaligus membuka peluang bagi produk lokal agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Ia menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen memastikan UMKM mampu naik kelas dan terhubung dengan rantai pasok industri modern.
“Ini adalah kesempatan besar bagi UMKM kita untuk naik kelas. Pemerintah hadir untuk memastikan mereka tidak hanya berkembang, tetapi juga mampu bersaing dan masuk dalam rantai pasok industri modern,” ujarnya.
Ia menyebut bahwa terdapat 25 UMKM yang telah berhasil memasuki tahapan pendampingan intensif melalui Inkubator Bisnis Pabeta dan dinilai siap menjangkau pasar yang lebih luas.
Selain itu, sejumlah UMKM juga dipromosikan dan mulai dijajaki oleh mitra usaha dari Jawa Timur, yang menurutnya menjadi bukti bahwa pelaku usaha lokal memiliki potensi besar untuk berkembang.
“Ini kebanggaan kita semua serta menjadi contoh bagi UMKM lain bahwa kita bisa berkembang dan mampu memasuki pasar nasional, bahkan internasional,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan keberhasilan ekspor durian Sulawesi Tengah ke Tiongkok sebagai salah satu indikasi bahwa komoditas daerah memiliki peluang besar menembus pasar global dan dapat menjadi inspirasi bagi UMKM.
Selain pendampingan usaha, pemerintah memberikan penguatan kapasitas melalui pembekalan keterampilan teknis seperti public speaking dan penyusunan analisis bisnis.
Ia mengatakan hal ini penting untuk meningkatkan kepercayaan mitra usaha serta memberikan gambaran yang jelas terkait keberlanjutan dan potensi keuntungan suatu bisnis.
Ia mengharapkan Business Matching Pabeta dapat memperkuat ekosistem UMKM di Sulawesi Tengah sehingga semakin mampu bersaing, berkembang, dan menjadi pilar penguatan ekonomi daerah.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulteng Sisliandy Ponulele mengatakan kegiatan ini bukan sekadar mempertemukan penjual dan pembeli, tetapi merupakan mekanisme strategis untuk memperkuat struktur ekonomi pelaku usaha.
Ia mengatakan bahwa UMKM perlu masuk ke jaringan distribusi yang lebih modern agar mampu bertahan dan bersaing di tengah perubahan pasar.
“UMKM tak bisa lagi bergerak sendiri. Mereka harus masuk ke jaringan distribusi modern, memperkuat kualitas produk, dan mengikuti standar industri,” ujarnya.
Selain itu, ia berharap kerja sama yang terjalin melalui Business Matching dapat mencakup pembiayaan usaha, kurasi produk untuk ritel modern, distribusi ke sektor hotel dan restoran, serta kemitraan jangka panjang yang berkelanjutan.
Menurut dia, kolaborasi tersebut menjadi pintu penting bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan kesempatan pasar yang lebih luas.
