Kemensos Petakan 180 Titik Rawan Konflik Sosial

id kemensos

Kemensos Petakan 180 Titik Rawan Konflik Sosial

Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri (Foto Antara)

Titik-titik rawan konflik sosial ini kita inginkan berkurang setiap tahunnya. Kementerian Sosial memberikan perhatian penuh di 180 titik tersebut," kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri
Jakarta - Kementerian Sosial telah memetakan adanya 180 titik daerah-daerah yang rawan terjadi konflik sosial di tanah air.

"Titik-titik rawan konflik sosial ini kita inginkan berkurang setiap tahunnya. Kementerian Sosial memberikan perhatian penuh di 180 titik tersebut," kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri usai membuka Kemah Kebangsaan di Jakarta, Senin.

Ia mencontohkan seperti wilayah Provinsi DKI Jakarta yang cukup tinggi kerawanan sosialnya terutama masalah tawuran pelajar dan massa.

Mensos menyebutkan konflik sosial bisa terjadi dimana saja mulai dari rumah tangga, lingkungan, sekolah bahkan di tingkat legislatif, tapi dari seluruh konflik sosial yang terjadi tawuran menduduki angka terbesar pada konflik sosial yaitu mencapai 30 persen.

Sementara konflik sosial yang disebabkan pemilihan kepala daerah mencapai 10 persen sedangkan konflik akibat suku agama dan ras hanya satu persen.

Upaya yang dilakukan Kementerian Sosial salah satunya dengan program Keserasian Sosial yaitu dengan menerjunkan para pelopor perdamaian yang saat ini jumlahnya sekitar 400 orang.

Menurut Mensos, upaya tersebut tidak cukup hanya dilakukan oleh Kementerian Sosial, yang diinginkan  melalui program Keserasian Sosial adalah memunculkan tokoh masyarakat, kearifan lokal dan pemuka masyarakat serta  tokoh agama bergerak.

"Semua harus bergerak secara komprehensif dan simultan untuk membuat situasi sejuk di daerah yang rawan konflik itu, kalau orang tua ribut bagaimana agar anak-anak muda bangkit menjadi pemersatu di daerah tersebut," ujar Salim.

Langkah lain yang diambil Kementerian Sosial dengan menggelar Kemah Kebangsaan yang diikuti pelajar SMA dan mahasiswa serta Karang Taruna maupun Pramuka. Diharapkan generasi muda dapat menjadi pelopor perdamaian di lingkungannya.

Selama ini pelajar hanya diberikan pendidikan akademis semata sehingga gersang dari segi spiritual dan emosional. Melalui Kemah Kebangsaan yang digelar selama empat hari itu mereka diharapkan dapat lebih dekat secara sosial dan emosional serta memunculkan semangat nasionalisme dan kebersamaan.(D016/SKD)