KEK Palu Harapkan Investor Tanam Modal

id kek

KEK Palu Harapkan Investor Tanam Modal

PENANDATANGANAN MOU INVESTASI DI SULTENG Drs. H Mohamad Hidayat Lamakarate, M Si.(kanan) Selaku sekretaris daerah provinsi menerima sekaligus menyaksikan penandatanganan kerjasama investasi 2 perusahaan besar asal Cina dan Korea yang sedianya akan melakukan operasionalnya di KEK.

KEK Palu diharapkan dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat akan lebih cepat tercapai
London,  (antarasulteng.com) - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu dengan lokasi strategis sebagai penghubung kawasan Asia Timur dengan Australia serta kemudahan fasilitas baik fiskal maupun non fiskal diharapkan dapat menarik investor Korea Selatan (Korsel) untuk menanamkan modalnya. 

Hal tersebut juga ditawarkan  kepada 60 investor Korea Selatan dalam acara Central Sulawesi Investment Business Forum (CSIBJ) 2017 yang dibuka Dubes RI untuk Korea Selatan Umar Hadi di Seoul, demikian Sekretaris Pertama Pensosbud  KBRI Seoul, Purno Widodo kepada Antara London, Rabu.

Dubes Umar Hadi mengatakan pengembangan infrastruktur kawasan merupakan salah satu prioritas utama Pemerintah Indonesia saat ini. Investor Korsel diharapkan dapat mengambil peran dengan memanfaatkan momentum kunjungan Presiden Moon Jae-in ke Indonesia beberapa waktu yang lalu.

Hal senada juga disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan menyebutkan KEK Palu merupakan KEK pertama yang diresmikan Pemerintah pada 27 September 2017 dari total 11 KEK yang sedang dibangun di Indonesia.

"KEK Palu diharapkan dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat akan lebih cepat tercapai," ujarnya.

Saat ini pulau Jawa masih menjadi destinasi favorit bagi investor Korea Selatan. Dari total realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia selama periode 2014 hingga triwulan III 2017 tercatat sebanyak 57 persen atau senilai 4,8 miliar AS modal investor Korsel ditanamkan di Pulau Jawa.

Sedangkan bagian timur Indonesia hanya mendapatkan kurang dari 10 persen dari total investasi mereka.  
Beberapa sektor yang ditawarkan diantaranya bidang industri pengolahan hasil perkebunan dan pertanian, industri galangan kapal, industri hilir logam dan infrastruktur pendukung (pelabuhan, energi, water supply dan waste treatment).

"Berbagai sektor tersebut selama ini memang  diminati oleh investor Korsel," katanya.  
CSIBJ 2017 diadakan  PT Bangun Palu Sulawesi Tengah (BPST) dan PT STM Tunggal Jaya berkerjasama dengan kantor Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) dengan didukung penuh oleh KBRI Seoul.

Acara ini juga menampilkan pembicara dari Deloitte Indonesia, Bernardus Djonoputro,  konsultan yang ditunjuk  pengelola KEK Palu, PT Bangun Palu Sulawesi Tengah guna mendorong percepatan realisasi KEK.

Acara diakhiri dengan penandatangan Nota Kesepahaman (MOU) antara PT STM Tunggal Jaya selaku mitra PT BPST dalam mengembangkan KEK Palu dengan Keumseong Global Star (KGS) yang turut disaksikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Walikota Palu dan Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM.

MOU tersebut menandakan dimulainya kerja sama dalam mempromosikan peluang investasi yang dimiliki oleh KEK Palu kepada investor Korea Selatan yang menjadi mitra KGS.