Kemenag Dukung Poso Dijadikan Pusat Kajian Kerukunan

id Fkub

Kemenag Dukung Poso Dijadikan Pusat Kajian Kerukunan

Pejabat mewakili Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Kepala Sub Bagian Humas dan KUB Akbar Sidik menyampaikan sambutan pada kunjungan persaudaraan FKUB Sulteng di Sekolah Tinggi Thelogia Poso, di Tentena, Sabtu 18 November 2017. (Muhammad Hajiji/antarasulteng.com)

Poso, (Antarasulteng.com) - Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah mendukung Kabupaten Poso digagas sebagai pusat kajian kerukunan umat beragama untuk perdamaian di Indonesia.

Pejabat mewakili Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat dan Kerukunan Umat Beragama Akbar Sidik dalam sambutannya pada kunjungan persaudaraan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Sekolah Tinggi Theologia Poso, menyatakan membantu kegiatan dan gagasan FKUB menjadi setral kajian atau studi tentang kerukunan.

"Kemenag mem-backup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh FKUB. Misalkan mendorong desa percontohan kerukunan, dan sebagainya," ungkap Akbar Sidik di Pamona, Tentena, Kabupaten Poso.

Akbar mengajak akademisi Sekolah Tinggi Theologia dan tokoh - tokoh agama di Pamona, Tentena untuk menggagas desa atau wilayah percontohan kerukunan.

Ia menyebut usulan itu akan direspon oleh Kemenag dan akan melibatkan FKUB Sulteng untuk direalisasikan.

"Usulan desa atau wilayah percontohan kerukunan, itu akan bisa terealisasi," kata Akbar Sidik.

Akbar menerangkan, Kemenag Sulteng menyadari keberagamaan dan keberagaman serta kerukunan adalah pilar.

Secara theologi agama menjadi hal yang sangat fundamental dan vital bagi setiap pemeluknya.

"Yang salah yaitu mengklaim dan menyalahkan kelompok lain, terkait perbedaan pendapat, mazhab dan keyakinan," ujarnya.

Lanjut dia agama harus hadir untuk mencerahkan, membina dan membawa umat manusia ke jalan yang benar.

FKUB Sulteng lewat kepemimpinan Ketua Jamaluddin Mariajang menggagas Poso sebagai central kajian kerukunan keberagamaan dan keberagaman.

Gagasan ini berawal dari pandangan bahwa Poso merupakan salah satu laboratorium kebangsaan yang di miliki Indonesia.

"Keberagamaan dan keberagaman di Poso telah teruji oleh berbagai dinamika dan sosial, namun tetap bertahan dengan nilai kebangsaan dan persaudaraan," sebut Jamaluddin.

Gagasan ini di respon oleh Pemkab Poso lewat Wakil Bupati Samsuri. Ia mengatakan Poso merupakan wilayah yang damai.

"Kami telah menguji perdamaian di Poso, berbagai iven - iven besar kami laksanakan, dn itu berjalan damai dan tentram," terangnya.

Samsuri menambahkan, Pemkab Poso memberikan kesempatan kepada Universitas Sintuwu Maroso (Unsimar) untuk melakukan kajian dan penelitian penguatan kerifan lokal untuk menangkal radikalisme.

Gagasan untuk menjadikan Poso sebagai cetral kajian kerukunan antaragama untuk perdamaian, diawali dengan penelitian atau kajian yang oleh FKUB melibatkan dua perguruan tinggi di Poso yakni, Unsimar dan Sekolah Tinggi Theologia di Tentena.