Gubernur pimpin Tim Pengendali Inflasi Derah

id TPID

Gubernur pimpin Tim Pengendali Inflasi Derah

Gubernur Sulteng Longki Djanggola menandatangani naskah pengukuhan menjadi Ketua TPID Sulteng di Palu, Selasa (21/11) (Antarasulteng.com/Humas Pemprov)

Mulai 2018, Luwuk jadi kota pengukuran inflasi di Sulteng selain Palu
Palu (Antarasulteng.com) - Gubernur Sulawesi Tengah Drs H Longki Djanggola, MSi mulai Selasa (21/11), memimpin langsung Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang sebelumnya dipegang oleh Sekretaris Provinsi.

Acara pengukuhan gubernur sebagai Ketua TPID provinsi itu ditandai dengan penandatanganan naskah pengukuhan yang disaksikan Sekprov Sulteng Hidayat Lamakarate, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Palu Miyono serta Zalzulmida Aladin mewakili Ketua DPRD Sulteng.

Gubernur Longki Djanggola menjelaskan pengalihan kepemimpinan TPID itu merupakan amanat Kepres No.23 Tahun 2017 dan Kepmendagri No.500.05-8135 Tahun 2017 tentang Tim Pengendalian Inflasi Daerah.

"Dengan Keppres dan Kemendagri ini, maka TPID di seluruh provinsi akan dipimpin l gubernur dan di tingkat kabupaten/kota oleh bupati dan wali kota masing-masing,"

"Tadinya TPID diketuai oleh sekretaris daerah provinsi dan sekretaris daerah kabupaten/kota namun dengan keluarnya kepres dan kepmen itu, maka mulai 2018, TPID diketuai oleh gubernur, wali kota dan bupati di seluruh Indonesia," ujarnya pada acara yang dirangkaikan dengan pembahasan langkah-langkah strategis menjaga stabulitas harga dan ersediaan bahan pokok menjelang natal dan tahun baru itu.

Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2018, gubernur meminta TPID menjaga laju inflasi dengan memperhatikan tiga hal yaitu menjaga kecukupan stok bahan pangan, menjaga kelancaran distribusinya dan menjaga stabilitas harga di pasar.

"Jika ketiga hal tersebut bisa terjaga maka otomatis inflasi dapat kita kendalikan," ujarnya dan mengatakan bahwa inflasi di Kota Palu sebagai indikator inflasi Sulteng selama 2017 ini terkendali dengan baik.

Inflasi tertinggi terjadi pada Januari sebesar 1,32 dan terendah terjadi deflasi pada Oktober yakni -1,31, kata gubernur.

Ia juga optimistis bahwa ke depan, pengendalian inflasi akan lebih efektif karena mulai 2018, dua kota di Sulteng akan menjadi kota baru untuk pengukuran inflasi selain Kota Palu, dimulai dengan Kota Luwuk dan disusul Kota Tolitoli.


Pedagang penjual cabe di salah satu pasar

Gubernur juga mengucapkan terima kasih kepada jajaran PKK yang sukses memasyarakatkan gerakan tanam cabe di pekarangan rumah karena dinilai cukup efektif menekan laju inflasi bahan makanan khususnya cabe yang kerap jadi penyumbang inflasi tertinggi di Sulteng.

"Saya harap PKK terus terlibat menggerakkan masyarakat menekan inflasi khususnya bahan kebutuhan pokok rumah tangga dengan menanamnya di pekarangan rumah," katanya pada acara yang dihadiri pula Ketua Tim Penggerak PKK Sulteng Zalzulmida A. Djanggola.