Washington (antarasulteng.com) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump
menyatakan bahwa Korea Utara merupakan negara pendukung terorisme pada
Senin waktu setempat, bahkan meski menteri luar negerinya mengatakan
Washington masih punya harapan pada perundingan untuk mengakhiri program
nuklir dengan rezim Kim Jong-un yang menemui jalan buntu.
Trump
menjanjikan peningkatan sanksi segera terhadap Pyongyang setelah
memasukkan Korea Utara ke dalam daftar hitam negara pendukung terorisme
yang sebelumnya dipimpin oleh Iran dan Suriah.
"Ini semestinya
dilakukan sejak lama. Mestinya sudah dilakukan bertahun-tahun lalu,"
kata Trump, mengutip kematian mahasiswa Amerika Serikat yang sebelumnya
dipenjara di Korea Utara dan pembunuhan kakak tiri Kim di negara asing
sebagai alasan tindakan itu.
Namun, saat berbicara dengan para
pewarta setelah pertemuan kabinet, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat
Rex Tillerson mengatakan Washington masih berharap sanksi dan diplomasi
dapat menekan Kim untuk berunding mengenai perlucutan senjata nuklir
Pyongyang.
Tillerson mengatakan tindakan penghukuman telah
berdampak signifikan pada perekonomian Pyongyang meski China belum
menghentikan pengiriman pasokan minyak ke Korea Utara.
"Kami masih punya harapan untuk diplomasi," katanya.
Belum ada respons segera dari Pyongyang mengenai keputusan Amerika Serikat itu.
Trump
dan Kim sebelumnya menimbulkan kekhawatiran memicu konflik mengenai
pelarangan program nuklir Korea Utara karena saling menghina dan
mengancam dengan respons militer.
Namun para pejabat Amerika
Serikat menyatakan harapan utama mereka seperti yang digambarkan
Tillerson, yaitu bahwa tekanan ekonomi dan diplomatik yang didukung
China akan memaksa Pyongyang mundur.
"Kita tahu bahwa belakangan
ada kekurangan pasokan minyak berdasarkan informasi yang kami kumpulkan
secara anekdotal dan juga dari sumber-sumber intelijen tertentu," kata
Tillerson.
"Kita tahu bahwa bahwa pendapatan mereka turun,"
katanya. "Jadi saya pikir ini ada efeknya. Bukankah ini alasan kita
belum menghadapi aksi provokatif dalam 60 hari?"
Korea Utara sudah mendapat tekanan dari paket sanksi Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Namun
Trump mengatakan deklarasinya akan mengawali dua pekan periode
pengumuman mulai Selasa dengan sanksi-sanksi "lebih luas" dari
Departemen Keuangan Amerika Serikat yang pada akhirnya akan mencapai
"tingkat tekanan maksimum."
"Selain mengancam dunia dengan
kehancuran nuklir, Korea Utara berulang kali mendukung aksi terorisme
internasional termasuk pembunuhan di wilayah asing," katanya sebagaimana
dikutip AFP.
Pada Februari, kakak tiri Kim Jong-un, Kim
Jong-nam, tewas setelah dipapar racun syaraf di bandara Kuala Lumpur
dalam pembunuhan yang dituduhkan kepada Pyongyang.(skd)
Berita Terkait
Uni Eropa perlu capai otonomi pertahanan agar tak tergantung NATO
Senin, 12 Februari 2024 14:39 Wib
Gedung Putih kecam keras komentar Trump soal NATO
Senin, 12 Februari 2024 7:26 Wib
Dunia harus bersiap bila Trump menang Pilpres AS pada 2024
Selasa, 16 Januari 2024 7:37 Wib
Jika menang, Trump bersumpah akan hukum mati pelaku perdagangan anak
Sabtu, 22 Juli 2023 22:35 Wib
Trump tiba di New York untuk hadiri sidang dakwaan dirinya
Selasa, 4 April 2023 14:50 Wib
Twitter Inc tutup akun berafiliasi dengan medsos Trump
Jumat, 7 Mei 2021 13:16 Wib
Facebook akan kaji ulang soal periode blokir akun Donald Trump
Kamis, 6 Mei 2021 9:12 Wib
Facebook dilaporkan telah hapus video wawancara Donald Trump
Kamis, 1 April 2021 9:36 Wib