Kongres Kebudayaan Mandar Cetuskan Program Strategis

id mandar

Kongres Kebudayaan Mandar Cetuskan Program Strategis

Konggres Kebudayaan Mandar tahun 2017 (youtube)

Palu,  (antarasulteng.com) - Kongres Kebudayaan Mandar yang berlangsung di Majene, Sulawesi Barat, mencetuskan sejumlah program strategis berkaitan dengan kemaritiman sebagai basis kultural masyarakat Mandar di daerah itu.

"Seluruh keputusan dari Kongres Kebudayaan Mandar (KKM) I 2017 ini kemudian dinyatakan sebagai Deklarasi Sumare," kata Tim Perumus Kongres Kebudayaan Mandar 2017 Zulkifly Pagessa, di Palu, Rabu.

Kongres yang berlangsung pada 17-18 November 2017 tersebut melibatkan para pemangku kepentingan kebudayaan di Sulawesi Barat untuk membaca kembali kondisi terkini kebudayaan maritim Mandar di tengah arus perubahan dalam konteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik baik dalam tataran lokal maupun global.

Zulkifli mengatakan pelaku budaya Mandar merasa perlu menemukan titik tolak baru dalam membangun kebudayaan maritim Mandar yang lebih maju, sejahtera dan berdaulat.

Menurut Zulkifly, masyarakat Mandar sebagai masyarakat maritim, saat ini masih hidup di bawah garis kemiskinan dan tidak memiliki akses perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kemaritiman yang terjadi saat ini.

Oleh sebab itu kata dia, Kongres Kebudayaan Mandar merekomendasikan sejumlah program diantaranya pembangunan museum maritim Mandar, mempermudah regulasi dan praktek perizinan bagi perahu dan kapal nelayan.

Selain itu membangun industri galangan kapal rakyat dengan teknologi berbasis lokal, di Luar, Kabupaten Majene dan di Pambusuang, Kabupaten Polewali Mandar.

"Melaksanakan upaya konservasi kayu dengan instansi dan lembaga terkait sebagai bahan material pembuatan perahu di Kalumpang, Mamasa, Mamuju Tengah dan Mamuju Utara," katanya.

Sementara di bidang pendidikan kata Zulkifly yakni membangun Sekolah Menengah Kejuruan Kemaritiman yang lokasinya berada di wilayah pesisir serta menggelar event kebudayaan maritim yang bertajuk "Maritime Culture Festival dan Austronesia Festival".

Zulkifli mengatakan KKM 2017 ini adalah refleksi atas kebudayaan Mandar, khususnya kebudayaan maritim dengan melibatkan para pemangku kepentingan kebudayaan di Provinsi Sulawesi Barat untuk membaca kembali kondisi terkini kebudayaan maritim Mandar di tengah arus perubahan dalam konteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik baik dalam tataran lokal maupun global.

"Pemerintah hendaknya menempatkan kebudayaan sebagai landasan pembangunan untuk membangun identitas, daya cipta dan kreativitas dalam mewujudkan visi pembangunan di masa depan yang lebih baik secara dinamis, terbuka dan inklusif," katanya.

Pemerintah kata dia, dapat mengoptimalkan peran strategis kebudayaan itu melalui rekomendasi yang dihasilkan oleh Kongres Kebudayaan I 2017 tersebut. (skd)