Wali Kota Palu: hubungan kemanusiaan semakin tipis

id Natal, Bamag

Wali Kota Palu: hubungan kemanusiaan semakin tipis

Wali Kota Palu Hidayat (kedua kiri) bersilaturahmi dengan para pendeta dan anggota DPRD setempat usai Perayaan Natal Bamag Kota Palu, Kamis (30/11) malam. (Antaranews.com/Rolex Malaha)

Pdt. Alexander Rondonuwu: Kedatangan Yesus tidak meniadakan perbedaan tetapi meniadakan pembedaan-pembedaan yang dilakukan manusia.
Palu (Antaranews.com) - Wali Kota Palu Drs H Hidayat, MSi berharap perayaan Natal 2017 akan semakin meningkatkan rasa kebersamaan, keakraban, dan kegotong-royongan seluruh warga Indonesia di tengah-tengah hubungan kemanusiaan antarsesama anak bangsa yang terasa semakin tipis.

"Tertama menjelang pilkada, pemilu dan pilpres, hubungan kemanusiaan kita terasa makin tipis," katanya di depan 1.200-an umat Kristen dari berbagai gereja se-Kota Palu yang merayakan Natal bersama di Merry Glow Restaurant Palu, Kamis (30/11) malam.

Perayaan Natal yang dihadiri Gubernur Sulteng diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Dr Bunga Elim Somba, MSi itu dirancang dalam suasana adat Kaili, penduduk asli Kota Palu, yang diwarnai penampilan lagu dan musik etnik Kaili seperti kakula, dan lagu rohani dalam bahasa Kaili serta musik kolintang dan paduan suara.

Seluruh panitia penyelenggara yang dibentuk olehBadan Musyawarah Antargereja (Bamag) Kota Palu itu juga mengenakan pakain adat suku Kaili serta berbagai suku lainnya yang diam di kota berpenduduk hampir 400.000 jiwa ini.

Thema perayaan Natal yang diisi kesaksian Aji Notonegoro dan biduanita senior ibu kota Jakarta Vony Sumlang ini adalah Hendaklah Damai Sejahtera Kristus Memerintah Dalam hatimu dengan subthema: Natal dalam Keberagaman di Tanah Kaili.

"Thema Natal ini sangat sesuai dengan thema pembangunan Kota Palu 2016-2021 yakni: Membangun Kota Palu sebagai kota jasa yang beradat dan berbudaya berdasarkan iman dan taqwa," kata Hidayat.

Thema ini, katanya, sangat tepat sebagai media untuk membangun kebersamaan dan keakraban para pemimpin gereja dan umat Kristiani di Kota Palu agar senantiasa terjadi solidaritas, persatuan dan kesatuan.

"Thema Natal dan thema pembangunan Kota Palu ini merupakan jawaban dari situasi dan kondisi bangsa dimana hubungan kemanusiaannya sedang terganggu. Lewat budaya serta iman dan taqwa yang semakin kuat, kita akan menyebarkan nilai-nilai toleransi, kekeluargaan dan kegotong-royongan," ujarnya.

Hidayat juga menyinggung bahwa untuk membangun rasa nasionalisme dan cinta Tanah Air, ia mewajibkan seluruh sekolah mulai dari tingkat SD sampai SMU untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan satu lagu daerah setiap kali hendak mengakhiri kegiatan belajar-mengajar di setiap kelas.

Mantan desainer busana terkemuka Indonesia Aji Notonegoro menyapaikan kesaksian

Pemkot Palu juga telah menganggarkan biaya untuk penambahan jam belajar khusus untuk mata pelajaraagama di semua sekolah untuk seluruh agama.

"Kita (Pemkot Palu-red) juga merupakan daerah yang bisa mengalokasikan 42 persen APBD-nya untuk pendidikan dan 38,61 persen untuk kesehatan yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM," ujarnya.

Sedangkan Gubernur Sulteng Longki Djanggola dalam sambutan tertulis ayng dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Bunga Elim Somba berharap perayaan Natal 2017 akan semakin memperkuat rasa solidaritas, kerukunan dan kebersamaan dengan hidup saling memberi damai di antara sesama warga Indonesia.

Sebelumnya dalam ibadah Natal, Ketua Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Provinsi Sulteng Pendeta Dr Alexander Rondonuwu, M.Theol mengatakan bahwa kedatangan Yesus ke dalam dunia tidak meniadakan perbedaan karena perbedaan itu adalah karunia Allah.

"Yang ditiadakan Yesus adalah pembedaan-pembedaan yang dilakukan manusia. Karena itu, iman Kristen menuntun kita untuk tetap harmonis dalam perbedaan etnis, kostum, kulit, golongan, pangkat, jabatan dan lain sebagainya tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain," ujarnya. 

Musik Kakula ramaikan perayaan Natal Bamag Kota Palu