Camat: kegiatan integrasi kampung KB sangat baik

id BKKBN, Kuku

Camat: kegiatan integrasi kampung KB sangat baik

Kadis Kependudukan dan KB Kabupaten Poso dr Djani Moula (belakang kanan) berfoto bersama dengan anak-anak usai sosialisasi Integrasi Kampung KB di desa Kuku, Jumat (1/12) (Antarasulteng.com/Humas BKKBN)

Djani Moula: angka kematian ibu dan bayi masih tinggi
Palu (Antaranews.com) - Camat Pamona Utara, Kabupaten Poso, Amrin Purasongka menilai kegiatan integrasi kampung KB yang sedang digalakkan pemerintah melalui BKKBN dewasa ini sangat baik.

"Kegiatan ini bisa mempersatukan semua aspek dalam pembangunan keluarga dan KB, mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat sampai ke instansi-instansi terkait," katanya pada sosialsiasi integrasi kampung KB di Desa Kuku, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Jumat (1/12).

Karena itu, kata Amrin pada acara yang dihadiri Kadis Pengendalian Penduduk dan KB Pemkab Poso dr Djani Moula dan Kades Kuku Chris Galamba itu, perlu sekali peran masyarakat kampung sendiri untuk secara sadar  menyukseskan program Kampung KB .

Tujuan program ini, kata Amrin, sangat baik karena membantu masyarakat demi terwujudnya masyarakat Kabupaten Poso yang cerdas .

Kabid Adpin BKKBN Provinsi Sulteng Moh Rosni pada kesempatan yang sama menegaskan bahwa kKegiatan integrasi kampung KB adalah kerja sama mitra mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga tingkat dusun.

Bagaimana cara integrasi ini bisa bekerja dengan baik, katanya, semua mitra harus bersinergi dibantu kesadaran masyarakat yang menjadi sasaran program.

Menurut dia, fungsi Kampung KB adalah supaya setiap keluarga hidup secara terencana ke depan.

 Kesiapan fisik dan mental untuk perempuan usia 21 tahun, dan untuk laki-laki usia 25 tahun.

Sementara Kadis Kependudukan dan KB Kabupaten Poso Djani Moula menjelaskan secara mendalam tujuan program kampung KB yakni mengendalikan jumlah penduduk, melaksanakan program KB dan membangun keluarga yang sejahtera.

Menurut dia, ada beberapa masalah kependudukan di Indonesia yang sedang diatasi saat ini adalah kualitas penduduk dimana angkatan kerja berpendidikan SLTA mencapai 48 persen, diploma 3 persen, tidak tamat SD 8 persen, tamat SD 14 persen dan tamat 18 persen.

Masalah lain adalah tingginya angka kematian bayi dan ibu dan angka kemiskinan.

Karena itu, kata Djani, pemerintah degan dukugan warga, makin giat melaksanakan pembangunan keluarga berkualitas yang terdiri atas aspek perkawinan sah, sejahtera, bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berwawasan ke depan, maju, bertanggung jawab, dan harmonis. (Humas BKKBN)