Sekolah Janji Tanggung Biaya Pengobatan Siswa Keracunan

id Siswa, Keracunan,

Sekolah Janji Tanggung Biaya Pengobatan Siswa Keracunan

Sejumlah siswa Sekolah Dasar Terpadu Al-Fahmi mendapat perawatan setelah mengalami keracunan massal di Rumah Sakit Bala Keselamatan Palu, Sulawesi Tengah, Senin (4/12). Ratusan siswa sekolah tersebut terpaksa dibawa ke rumah sakit karena keracunan usai mengonsumsi nasi goreng di sekolah tersebut. Pi

"Terus terang kami tidak punya dana khusus untuk itu, tetapi selaku pihak sekolah kami bertanggungjawab. Jadi pihak yayasan akan berupaya bagaimana caranya agar bisa mendapat dana untuk membiayai pengobatan di rumah sakit,"
Palu (antaranews.com) - Sekolah Dasar IT Al Fahmi Kota Palu, yang siswanya mengalami keracunan makanan bersedia menanggulangi biaya pengobatan para siswa di sejumlah rumah sakit di kota itu.

Kepala Sekolah SD IT Al Fahmi, Rahmawati Otoluwa dalam keterangan persnya bersama Dinas Kesehatan dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan di kantor Dinas Kesehatan Kota Palu, Selasa mengatakan, pihaknya siap mengganti biaya pengobatan para siswa.

"Karena kejadian ini terjadi di sekolah, maka kami sebagai pihak sekolah bertanggungjawab atas kasus itu," kata Rahmawati.

Meskipun sebagian orang tua siswa memiliki kartu BPJS kesehatan, namu ia mengaku pihaknya siap membayar biaya rumah sakit, dengan memperlihatkan tanda bukti pembayaran dari rumah sakit dimana siswa dirawat, termasuk siswa yang tidak memiliki BPJS.

Rahmawati tidak menjelaskan secara rinci berapa dana yang harus dikeluarkan pihak sekolah untuk membiayai para siswa tersebut.

"Terus terang kami tidak punya dana khusus untuk itu, tetapi selaku pihak sekolah kami bertanggungjawab. Jadi pihak yayasan akan berupaya bagaimana caranya agar bisa mendapat dana untuk membiayai pengobatan di rumah sakit," katanya.

Ia menambahkan, sejauh ini dirinya belum bisa memberikan keterangan pasti terkait jumlah siswa yang masih dirawat di rumah sakit, sebab pihak rumah sakit belum memberikan data resmi tekait jumlah kepulangan pasien khususnya siswa yang menjadi korban kasus keracunan makanan.

Sejak awal berdirinya sekolah itu tahun 2015, katanya, kasus keracunan makanan baru kali pertama terjadi di sekolah yang dipimpinnya itu.

Hingga saat ini Dinas Kesehatan dan BPOM Palu terus berkoordinasi mengenai kasus tersebut.

"Tim investigasi sudah turun ke lapangan mengumpulkan informasi dan BPOM juga sudah menerima sampel makanan dan saat ini masih dalam tahap uji laboratorium dan diperkirakan uji laboratorium itu dilakukan selama empat belas hari, kami masih menunggu perkembangan selanjutntya," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Palu Ilham.

Sementara itu, Kepala BPOM Palu, Syafriansyah membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan uji laboratorium makanan yang diduga menyebabkan para siswa keracunan. Dugaan keracunan akibat makanan, biasanya disebabkan mikroba jenis Staphyllococus aureus.

Kasusu keracunan makanan yang menimpa siswa SD IT Al Fahmi itu terjadi pada Senin (4/12). Sebanyak 174 siswa terpaksa dilarikan ke sejumlah rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis.***