Yerusalem (antaranews.com) - Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman
pada Minggu mengaku berharap gelombang kekerasan yang terjadi dalam
demonstrasi warga Palestina untuk menentang pengakuan status Yerusalem
sebagai Ibu Kota Israel oleh Amerika Serikat (AS) segera mereda.
"Kami berharap situasi umum segera kembali tenang sehingga semua
pihak bisa kembali menjalani kehidupan normal tanpa kerusuhan dan tanpa
kekerasan," kata Lieberman kepada stasiun radio milik militer Israel,
yang dikutip Reuters.
Kekerasan meletus sepanjang tiga terakhir di Gaza dan wilayah
rampasan Tepi Barat sebagai respon atas keputusan Presiden AS Donald
Trump pada Rabu lalu. Pengakuan terhadap status Yerusalem sebagai ibu
kota Israel merupakan pembalikan atas kebijakan umum politik luar negeri
Washington selama puluhan tahun terakhir.
Pada Sabtu dini hari (9/12), Israel menggelar serangan udara yang
menewaskan dua gerilyawan Palestina setelah sekelompok militan
menembakkan sejumlah roket ke wilayah Israel pada Jumat.
Lalu pada Sabtu siang, demonstasi di jalanan Gaza dan Tepi Barat
mulai mereda dibanding dua hari sebelumnya dan pihak militer Israel
menyatakan tidak ada roket yang ditembakkan pada hari tersebut.
Pengakuan Trump terkait status Yerusalem memicu kemarahan dunia
Arab sekaligus mayoritas masyarakat dunia, yang juga mengecewakan sekutu
negara-negara Barat dengan menyatakan bahwa keputusan tersebut
menghancurkan upaya perdamaian dan berisiko menciptakan kekerasan baru
di kawasan Timur Tengah.
Pada Sabtu malam waktu setempat, para menteri luar negeri dari
negara-negara Timur Tengah mendesak AS untuk membatalkan pengakuannya.
Liga Arab, dalam pernyataan tertulis usai menggelar pertemuan darurat di
Kairo, menyebut keputusan Trump sebagai "pelanggaran berbahaya terhadap
hukum internasional".
Israel bersikukuh semua wilayah Yerusalem adalah bagian dari ibu
kota mereka. Sementara itu, Palestina menuntut Yerusalem Timur menjadi
Ibu Kota Palestina merdeka di masa mendatang.
Sebagian besar negara mengakui Yerusalem Timur, yang dianeksasi
oleh Israel dalam perang 1967, sebagai wilayah jajahan sehingga
statusnya harus ditentukan melalui perundingan antara Israel dengan
Palestina.
Pemerintahan Trump mengaku masih berkomitmen terhadap perundingan
damai Israel dengan Palestina, sedangkan status Yerusalem akan menjadi
Ibu Kota Palestina dan netral terhadap penetapan batas kota. (skd)
Menhan Israel berharap demonstrasi status Yerusalem mereda
Kami berharap situasi umum segera kembali tenang...