PBNU: Jangan terpancing provokasi Trump

id said, aqil

PBNU: Jangan terpancing provokasi Trump

KH. Said Aqil Siraj (Foto antara)

Trump jangan-jangan sengaja memancing kelompok Islam garis keras...
Jakarta (antaranews.com) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengimbau umat Islam untuk tidak terpancing provokasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Trump jangan-jangan sengaja memancing kelompok Islam garis keras, setelah Al-Qaida surut dan ISIS berantakan, supaya ada alasan menggempur, minimal menjatuhkan nama baik Islam," katanya di Jakarta, Jumat.

Ia mengemukakan, apabila umat Islam terpancing dan melakukan kekerasan, apalagi dalam bentuk aksi terorisme, maka situasi akan semakin keruh dan semakin menyulitkan penyelesaian persoalan Palestina dan Israel.

"Kami berterima kasih dan mendukung Presiden Joko Widodo yang tegas dalam menyikapi persoalan ini," katanya dalam jumpa pers bersama sejumlah tokoh agama di Gedung PBNU Jakarta.

Para tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Solidaritas Lintas Agama untuk Kemanusiaan juga menegaskan bahwa masalah yang menimpa Yerusalem dan penduduk Palestina harus diletakkan dalam bingkai persoalan kemanusiaan, bukan soal keyakinan dan agama.

Dengan demikian, mereka berpendapat bahwa yang harus dikedepankan di dalam menyikapi persoalan itu adalah sudut pandang persaudaraan kemanusiaan. 

Umat beragama harus tetap meletakkan harmoni dan juga perdamaian sebagai pilar wajib yang harus ditegakkan bersama.

Mereka juga berpendapat bahwa penyelesaian menyeluruh mengenai konflik Palestina dan Israel semestinya melalui dialog yang konstruktif antara kedua belah pihak dalam kerangka mewujudkan cita-cita dua negara, yakni Palestina dan Israel yang damai.

Tokoh lintas agama yang hadir pada konferensi pers itu, antara lain Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Ignatius Suharyo, Ketua Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Henriette T. Hutabarat, Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Jandi Mukianto, Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Peter Lesmana dan Ketua Parisadha Buddha Dharma Niciren SyoSyu Indonesia (NSI) Arya Prasetya. (skd)