RSU Undata akui sebagian tagihan obat belum dibayar

id Undata,Undata Palu,Bambang Swandi,Reny Lamajido,BPJS Kesehatan Palu

RSU Undata akui sebagian tagihan obat belum dibayar

Resep BPJS Kesehatan

Ada sebagian obat masih ditunda, karena belum terbayar, kegiatan ini masih dalam proses, baik keuangan, maupun proses klaimnya
Palu, (Antaranews Sulteng) - Wakil Direktur Bidang Keuangan Rumah Sakit Undata Palu, Bambang Swandi mengakui bahwa kosongnya sebagian jenis obat-obatan tertentu, di rumah sakit milik pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah itu, akibat adanya tagihan yang belum terbayarkan.

"Ada sebagian obat masih ditunda, karena belum terbayar, kegiatan ini masih dalam proses, baik keuangan, maupun proses klaimnya," kata Bambang dihubungi Sabtu.

Namun kata dia, manajemen rumah sakit sudah melakukan pemesanan kepada perusahaan besar farmasi (PBF) sebagai penyedia obat dan distributor.

"masih ada klaim belum masuk ke BPJS Kesehatan," ungkapnya.

Bambang juga memastikan dalam waktu dekat, obat-obatan itu sudah tersedia.

Sementara itu, terkait dengan resep dokter yang diberikan ke pasien sehingga pasien membeli sendiri di luar rumah sakit, Bambang menegaskan hal itu tidak dibenarkan.

"Mungkin karena stok obat kosong, dan mereka sudah ingin menggunakan, sehingga terpaksa mereka membeli di luar," ujar Bambang.

Sebelumnya sejumlah pasien mengeluhkan kosongnya sejumlah merek obat-obatan di Undata.

Mereka akhirnya harus membeli obat dari resep dokter, di apotik luar rumah sakit, karena di apotek rumah sakit tidak tersedia.

Salah seorang pasien yang dengan diagnosa darah tinggi dan penyempitan pembuluh darah, mengeluhkan layanan serta tidak adanya obat dari rumah sakit.

Sementara, dirinya menggunakan layanan BPJS Kesehatan dengan kepesertaan mandiri, serta pasien rujukan dari RS Anuntaloko Kabupaten Parigi Moutong.

"Sudah hampir satu minggu, saya di Undata ini, ada resep dari dokter, diambil di apotik tidak ada, terpaksa dibeli di luar," ungkap Jufri.

Keluarga pasien lainnya, mengakui, pihak rumah sakit baru menyediakan obat resep dokter, setelah keluarga marah.

Salah seorang suster jaga ruangan mengatakan bahwa tidak adanya obat bukan kesalahan mereka, tetapi resep obat dari dokter praktek, ketika diminta di apotek, obatnya tidak tersedia.

Sementara itu, salah seorang staf pegawai Apotek rawat inap RS Undata mengakui bahwa memang banyak jenis obat kosong dari bagian pengadaan.

Melihat 18 poin hak pasien, tiga di antaranya tidak sesuai dengan pelayanan rumah sakit yakni memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tampa diskriminasi.

Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar profesi, dan satandar prosedur operasional. Serta memperoleh layanan yang efektif dan efisien, sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.