Bulog Sulteng gelar operasi pasar

id Bulog

Bulog Sulteng gelar operasi pasar

Ilustrasi--Operasi pasar oleh Bulog (antaranews)

Palu,  (Antaranews Sulteng) - Divisi Regional (Divre) Bulog Sulawesi Tengah menggelar operasi pasar selama beberapa hari sebagai upaya mencegah naiknya harga bahan pokok beras di tingkat pengecer.

"Kegiatan itu merupakan program pemerintah dan dilaksanakan di seluruh Indonesia," kata Kepala Divre Perum Bulog Sulteng, Khozin di Palu, Kamis.

Ia mengatakan sejak operasi pasar dilaksanakan hingga per 10 Januari 2018, Bulog Sulteng telah menyalurkan sebanyak 69 ton beras jenis medium ke pasar-pasar tradisional di Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng.

Kegiatan operasi pasar di Palu, kata dia, dipantau langsung oleh Kementerian Perdagangan.

Sudah beberapa hari ini, tim dari Kementerian Perdagangan berada di Palu dalam rangka memantau pelaksanaan operasi pasar khusus untuk beras yang dilakukan pemerintah secara nasional di seluruh daerah di Tanah Air.

"Hanya satu komoditas saja yakni beras yang dijual Bulog melalui operasi pasar tersebut," kata Khozin.

Operasi pasar di Kota Palu dipusatkan di dua pusat perbelanjaan tradisional yakni Pasar Induk Tradisional (PIT) Masomba yang terletak di Kecamatan Palu Selatan dan PIT Manonda Inpres di Kecamatan Palu Barat.

Di dua pasar tradisional terbesar di Palu itu, Bulog menjual beras medium bekerja sama para pedagang pengecer dengan harga penjualan sesuai standar yang ditetapkan pemerintah.

Beras medium dijual Bulog lewat operasi pasar rata-rata Rp8.500/kg. Harga itu jauh lebih murah dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp9.450/kg.

Seorang pedagang mitra Bulog di PIT Masomba mengatakan warga yang datang membeli beras Bulog cukup banyak karena harganya yang relatif murah.

"Kami menjualnya sesuai dengan harga yang sudah ditetapkan Bulog yakni Rp8.500/kg," kata pedagang yang enggan disebut namanya itu.

Ia mengaku stok beras di pasar cukup banyak, meski panen raya belum berlangsung.

Panen raya baru akan dimulai pada Maret-April mendatang.

Beras yang ada di pasaran selain merupakan produksi petani di sejumlah sentra di Sulteng, juga ada beras yang berasal dari luar seperti Sulsel dan Sulbar.

Karena Sulteng bertetangga dekat dengan dua provinsi di Pulau Sulawesi itu.