Rakernas Kemristekdikti rekomendasikan reorientasi kurikulum

id kemenristekdikti

Rakernas Kemristekdikti rekomendasikan reorientasi kurikulum

Kemenristekdikti (ristek.go.id)

Medan, (Antaranews Sulteng) - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2018 Kementerian Ristek Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) merekomendasikan reorientasi kurikulum perguruan tinggi untuk menjalankan revolusi industri 4.0. 

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Rabu, mengatakan perguruan tinggi agar mempersiapkan reorientasi kurikulum, selain mempersiapkan "hybrid atau blended learning" melalui SPADA-IdREN.

Untuk membantu perguruan tinggi melakukan reorientasi kurikulum tersebut, Nasir mengatakan Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) memberikan hibah dan bimbingan teknis (bimtek) untuk 400 perguruan tinggi.

Selain itu, terkait kelembagaan, ia mengatakan perguruan tinggi perlu mulai mempersiapkan "distance" atau "online learning" dengan merujuk pada Peraturan Menteri tentang Strandar Pendidikan Tinggi Pembelajaran Jarak Jauh.

Bersama dengan perguruan tinggi, Kemristedikti menyediakan infrastruktur yang mendukung gaya pendidikan era revolusi industri 4.0. dengan empat kemungkinan pembelajaran (konvensional, konvensional plus memanfaatkan hasil revolusi industri 4.0, blended, full online), berbasis resources sharing.

Untuk sumber daya manusia, ia mengatakan perlu dilakukan rekruitmen dan dan manajemen dosen yang relevan dengan perkembangan zaman. Lalu membangun role model pendidikan, peneliti dan perekayasa yang ideal sekaligus menumbuhkan academic leader di perguruan tinggi dan lembaga litbang.

Lebih lanjut ia mengatakan paradigma Tridharma Perguruan Tinggi harus diselamatkan dengan era revolusi industri 4.0 sebagai bagian penguatan inovasi.

Sebelumnya Nasir dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional 2018 Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menegaskan saat ini transformasi pendidikan tinggi Indonesia ke sistem ¿e-learning¿ sedang dijalankan.

Nasir mengatakan bahwa tantangan revolusi industri 4.0 harus direspon secara cepat dan tepat oleh seluruh pemangku kepentingan di lingkungan Kementerian agar mampu meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tengah persaingan global.