Bappeda : Kesehatan Prioritas Pembangunan Kota Palu

id wvi,pemkot, kesehatan

Bappeda : Kesehatan Prioritas Pembangunan Kota Palu

Ketua Bappeda Kota Palu, Arfan MSi ketika memberikan arahan dohadapan peserta semiloka Revitalisasi dan Re-inventarisasi Posyandu di Hotel Santika Palu, Selasa.(Foto Antara/Anas Masa)

Pada 2017 alokasi APBD Kota Palu untuk Dinas Kesehatan mencapai 36 persen dari total APBD setempat dan pada 2018 ini menjadi 38 persen.
Palu,(antaranews Sulteng) - Ketua Bappeda Kota Palu, Arfan mengatakan masalah kesehatan masyarakat menjadi salah satu program perioritas pemerintah dalam pembangunan untuk dapat mewujudkan visi dan misi pemerintah kota selama lima tahun.

"Karena itu alokasi dana APBD untuk Dinas Kesehatan setiap tahun mengalami peningkatan signifikan, selalu di atas 20 persen tiap tahun," katanya pada semiloka Revitalisasi dan Re-inventarisasi Posyandu di Palu, Selasa.

Pada 2017 alokasi APBD Kota Palu untuk Dinas Kesehatan mencapai 36 persen dari total APBD setempat dan pada 2018 ini menjadi 38 persen.

Ia berharap peningkatan anggaran ini akan semakin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, termasuk kesehatan ibu dan anak, karena berdasarkan data, angka kematian ibu dan anak di Kota Palu masih tinggi meskipun terus menurun.

Salah satu yang sangat dibutuhkan untuk menekan angka kematian dan kesakitan serta gizi buruk adalah kehadiran Posyandu di setiap wilayah di Kota Palu. Karena itu Posyandu perlu terus diperkuat, baik termasuk kualifikasi kader dan sarana pendukung.

Dinas Kesehatan Kota Palu mencatat jumlah Posyandu saat ini 228 orang yang tersebar di delapan kecamatan dan 46 kelurahan, sementara jumlah kader kesehatan di Posyandu tersebut 1.120 orang.

Beberapa permasalahan di Posyandu yang perlu mendapat perhatian antara lain masih rendahnya tingkat partisipasi ibu-ibu untuk secara rutin dan teratur membawa anaknya ke posyandu guna mendapatkan pelayanan kesehatan.

Selain itu juga masih rendahnya insentif yang diberikan kepada kader kesehatan di Posyandu, terbatasnya informasi tetang kegiatan di posyandu dan terbatasnya sarana dan prasana.

Sementara Hawai, salah seorang kader kesehatan di Posyandu Kelurahan Unjuna, Kecamatan Palu Barat menyatakan selama 31 tahun mengabdi sebagai kader posyandu, ia belum pernah menerima honor atau insentif dari pemerintah.

"Saya memang senang dan ingin mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat, terutama bisa menolong ibu dan anak agar kualitas kesehatan mereka meningkat," kata dia.

Ia juga menambahkan bahwa selama beberapa tahun terakhir ini, Posyandu Kelurahan Ujuna mendapat pendampingan Wahana Visi Indonesia (WVI) sehingga pelayanan semakin menngkat. Setiap hari sekitar 100 anak dilayani di Posyandu Ujuna.

Dia mengharapkan Dinas Kesehatan atau Bappeda menyediakan makanan tambahan di Posyandu guna meningkatkan gizi balita dan anak seperti bubur kacang hijau untuk anak.

Foto Anas Massa.

Area Manager WVI wilayah Palu, Sabtarina Febriyan, membenarkan bahwa WVI sudah hadir di 62 titik wilayah tersebar di 14 provinsi melalui program pengembangan masyarakat dan program-program khusus lainnya.

WVI selama ini melayani di sektor pendidikan, kesehatan, penguatan ekonomi dan perlindungan anak dengan pendekatan masyarakat jangka panjang, managemen bencana dan advokasi.

Foto Anas Massa.