Kesehatan Prioritas Pembangunan Kota Palu

id posyandu, bappeda, kesehatan

 Kesehatan Prioritas Pembangunan Kota Palu

Ketua Bappeda Kota Palu, Arfan MSi (foto Anas Masa)

Palu, (Antaranews Sulteng) -  Ketua Bappeda Kota Palu, Arfan mengatakan masalah kesehatan masyarakat menjadi salah satu program perioritas pemerintah dalam pembangunan untuk dapat mewujudkan visi dan misi pemerintah kota selama lima tahun.

"Karena perioritas, makanya alokasi APBD untuk Dinas Kesehatan setiap tahunnya mengalami peningkatan signifikan," katanya ketika berbicara dihadapan para peserta Semiloka Revitalisasi dan Re-inventarisasi Posyandu di Palu, Selasa.

Arfan yang sebelumya adalah Asisten Pemerintahan Pemkot Palu mengatakan sebagai bentuk perhatian besar pemerintah terhadap kesehatan masyarakat, maka pengalokasikan anggaranpun setiap tahunnya ditingkatkan.

Selama tiga tahun terakhir, kata dia, prosentase dana kesehatan selalu diatas rata-rata 20 persen.

Misalkan pada 2017 alokasi dana yang bersumber dari APBD Kota Palu untuk Dinas Kesehatan mencapai 36 persen dari total APBD setempat. Pada 2018 ini, alokasi anggaran kesehatan dinaikan dari 36 persen menjadi 38 persen dari total APBD Kota Palu.

"Itu artinya bahwa kesehatan masih mendapatkan perhatian dan prioritas pembangunan di Kota Palu," kata Arfan.

Pemerintah tentu menginginkan dari tahun ke tahun dengan meningkatnya alokasi anggaran yang diberikan kepada Dinas Kesehatan Kota Palu, akan semakin meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, termasuk kesehatan ibu dan anak.

Karena berdasarkan data yang ada, angka kematian ibu dan anak di Palu perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, meskipun terus menunjukan penurunan.

Salah satu yang sangat dibutuhkan untuk menekan angka kematian dan kesakitan serta gizi buruk adalah kehadiran Posyandu di setiap wilayah di Kota Palu.

Peran Posyandu dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama ibu dan anak sangat besar. Karena itu, Posyandu perlu diperkuat, termasuk kader dan berbagai sarana pendukung harus mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Ia mengatakan Posyandu akan semakin kuat, bila ada sinergitas dari semua pihak terkait baik dari instasnsi pemerintah, termasuk pastisipasi masyarakat dan swasta.

Menurut dia, Posyandu perlu terus diberdayakan karena merupakan garda terdepan dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Kota Palu.

Ibu dan anak, kata dia, sangat menentukan kualitas kesehatan masyarakat.

Data Dinas Kesehatan Kota Palu menyebutkan jumlah kader Posyandu saat ini sekitar 226 tersebar di delapan kecamatan dan 46 kelurahan di Kota Palu.

Sementara jumlah kader kesehatan di Posyandu saat ini sebanyak 1.120 orang.

Dia juga melihat ada beberapa permasalahan di Posyandu yang perlu mendapat perhatian antara lain masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat.

Ibu yang membawa anaknya ke Posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan masih minim.

Berikutnya adalah rendahnya insentif yang diberikan kepada kader kesehatan di Posyandu, terbatasnya informasi tetang kegiatan di Posyandu dan terbatasnya sarana dan prasana.

Sementara Hawai, salah seorang kader kesehatan di Posyandu Kelurahan Unjuna, Kecamatan Palu Barat menyatakan selama ini dia telah mengabdi di bidang kesehatan selama 31 tahun jadi kader kesehatantanpa adanya insentif atau honor dari pemerintah.

"Saya memang senang dan ingin mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat, terutama bisa menolong ibu dan anak agar kualitas kesehatan mereka meningkat," kata dia.

Ia juga menambahkan selama beberapa tahun terakhir ini, Posyandu di Kelurahan Ujuna menjadi salah satu dampingan Wahana Visi Indonesia (WVI).

Karena itu, ia patut memberikan apresiasi kepada Yayasan Sosial Kemanusian Kristen yang telah mendampingi Posyandu selama ini sehingga pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut semakin lebih baik dan meningkat.

Saban hari ada sekitar 100 anak yang dilayani oleh Posyandu.

Dia juga meminta kepada Pemkot Palu baik Dinas Kesehatan maupun Bappeda untuk menyediakan makanan tambahan di Posyandu guna meningkatkan gizi balita dan anak.

"Kami butuh makanan tambahan seperti bubur kacang ijo untuk anak," pintanya.
Foto Anas Massa.


Area Manager WVI wilayah Palu, Sabtarina Febriyan, membenarkan selama beberapa tahun ini melakukan pendampingan kesehatan di Posyandu.

Hingga saat ini, kata dia, WVI sudah hadir di 62 titik wilayah tersebar di 14 provinsi melalui program pengembangan masyarakat dan program-program khusus lainnya.

WVI selama ini melayani di sektor pendidikan, kesehatan, penguatan ekonomi dan perlindungan anak dengan pendekatan masyarakat jangka panjang, managemen bencana dan advokasi.